Bisnis.com, JAKARTA -- PT Akulaku Finance Indonesia (AFI) melihat prospek Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater bagi perusahaan pembiayaan atau multifinance ke depan masih menjanjikan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan per Juli 2024 sebesar Rp7,81 triliun atau tumbuh 73,55% year-on-year (yoy).
Sementara itu, kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) BNPL perusahaan pembiayaan sebesar 2,82%, turun dari Juni 2024 sebesar 3,07%.
"Prospek BNPL bagi perusahaan pembiayaan masih menjanjikan, seiring dengan pergeseran tren pembayaran digital dan pertumbuhan sektor e-commerce di Indonesia," kata Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga kepada Bisnis, Selasa (10/9/2024).
Efrinal mengatakan penyaluran pembiayaan BNPL oleh Akulaku tetap berada dalam proyeksi awal yang ditetapkan perusahaan, dengan tingkat NPF yang terkelola sesuai pedoman regulator.
Meski enggan menyebut angka, Efrinal mengatakan pihaknya akan terus fokus pada penerapan dan pengelolaan risiko kredit yang ketat sembari memanfaatkan fondasi yang kuat di platform digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.
Baca Juga
Adapun jika dibandingkan dengan kredit paylater perbankan, nominal yang disalurkan perusahaan pembiayaan masih lebih kecil, di mana kredit paylater bank tumbuh 36,66% yoy menjadi Rp18,01 triliun per Juli 2024. Efrinal menilai, perusahaan pembiayaan dan perbankan punya segmen pasar yang berbeda.
"Ke depan, baik perusahaan pembiayaan maupun perbankan memiliki peluang untuk melayani segmen pelanggan yang berbeda dengan kekuatan unik masing-masing dalam ekosistem BNPL. AFI optimistis bahwa sinergi ini akan mendukung pertumbuhan industri dan memperluas jangkauan layanan finansial bagi konsumen," tegasnya.