Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) buka suara perihal peluang pemisahan unit usaha syariah (UUS) atau spin-off Maybank Indonesia Syariah menjadi bank umum syariah (BUS).
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan menyebut bahwa total aset unit syariah bank berlogo kepala harimau itu telah menyentuh Rp42 triliun sejauh ini, utamanya berkat strategi sharia first yang diterapkan sejak satu dekade lalu.
"Sejak 2013 kami menerapkan sharia first. Secara komposisi pun cukup baik, per hari ini sudah ada Rp42 triliun portfolio kita di [unit usaha] syariah," katanya usai konferensi pers kerja sama strategis dengan Batumbu di Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Mengenai peluang untuk segera melakukan spin-off, dia menyatakan bahwa Maybank Indonesia akan mengikuti peraturan yang berlaku. Peraturan yang dimaksud ialah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 12/2023 tentang Unit Usaha Syariah.
Pasal 59 beleid tersebut mengatur bahwa spin-off wajib dilakukan oleh bank umum apabila nilai aset UUS telah mencapai 50% dari total aset induk, dan/atau menyentuh jumlah minimal Rp50 triliun.
"Aturannya kan begitu mencapai Rp50 triliun atau 50% [total aset induk], kita harus spin-off. Maka kita akan ikuti peraturan," paparnya.
Baca Juga
Ketika ditanya perihal persiapan aksi korporasi tersebut, Steffano enggan banyak berkomentar. Dia hanya mengatakan bakal bersiap menggelar spin-off apabila sudah mendekati ketentuan yang ditetapkan OJK.
"Tentunya kalau sudah mendekati, kita harus siap-siap. Semakin cepat [mencapai Rp50 triliun], semakin baik," ujarnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, aset UUS Maybank Indonesia pada penghujung 2023 lalu telah mencapai Rp41,04 triliun, meningkat 2,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari nominal Rp40,04 triliun pada periode sebelumnya.
Jumlah tersebut memberikan kontribusi pada total aset bank (standalone) sebanyak 25,9% per periode yang sama. Kontribusi ini merupakan yang tertinggi di industri perbankan pada Desember 2023.