Bisnis.com, SURAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kembali terpilih menjadi ketua umum (ketum) Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) untuk periode 2024—2027. Ini akan menjadi periode ketiga Perry memimpin ISEI.
Perry sendiri terpilih secara aklamasi dalam Kongres ISEI XXII di Surakarta, Jawa Tengah pada Jumat (20/9/2024). Dia menyatakan siap menerima jabatan tersebut.
"Secara aklamasi musyawarah mufakat memberikan amanat kepada saya menjadi ketua umum [ISEI] periode 2024—2027," ujar Perry dalam konferensi pers usai Kongres.
Gubernur Bank Indonesia dua periode itu menyebut tidak pernah mencari jabatan. Kendati demikian, Perry menyatakan tidak bisa menolak apabila diberi amanah.
Lebih lanjut, alumni FEB UGM ini juga mengaku bangga dengan capaian ISEI selama ini. Oleh sebab itu, dia meyakini ISEI akan tetap bisa banyak berkontribusi untuk memajukan perekonomian Indonesia ke depan.
"ISEI adalah wadah profesi ekonomi di manapun juga ada academic [akademisi], business [pebisnis], maupun government [pejabat pemerintah]," jelasnya.
Baca Juga
Dia menjelaskan, ISEI akan mencoba berkontribusi secara nyata melalui tiga fokus utama yaitu memberikan rekomendasi konkret kepada pemerintah pusat maupun daerah, memajukan riset akademik di perguruan tinggi, dan bersinergi dengan lembaga nasional serta internasional.
Sebagai informasi, Perry sendiri sudah menjabat sebagai ketum ISEI sejak enam tahun lalu. Dia pertama kali terpilih menjadi Ketum pada periode 2018—2021, lalu kembali terpilih untuk periode 2021—2024, dan kini dipilih untuk menjabat lagi pada periode 2024—2027.
Profil Perry Warjiyo
Berdasarkan situs resmi BI, Perry Warjiyo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 1959. Perry menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1982.
Perry melanjutkan pendidikan magister di Iowa State University hingga meraih gelar Master pada 1989, juga meraih gelar Ph.D pada 1991. Dia memulai karirnya sebagai staf di desk penyelamatan kredit, urusan pemeriksaan dan pengawasan kredit.
Sebelum menduduki pucuk tertinggi bank sentral pada 2018 hingga kini, dia sempat diangkat sebagai Staf Gubernur BI pada 1992. Kemudian, Perry menjabat sebagai Deputi Gubernur BI periode 2013–2018.
Dia juga pernah menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional, serta pernah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI.
Selain berkarier di BI, dia sempat menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai Direktur Eksekutif International Monetary Fund (IMF), untuk mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group pada 2007–2009.