Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuiditas BRI (BBRI) Tak Terdampak Penurunan BI Rate, Ini Alasannya

BBRI memproyeksikan bahwa penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI Rate menjadi 6% tak berdampak signifikan terhadap likuiditas perseroan.
Gedung Bank BRI Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Gedung Bank BRI Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memproyeksikan bahwa penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI Rate menjadi 6% tak berdampak signifikan terhadap likuiditas perseroan.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi keputusan bank sentral Tanah Air itu. Selain mencerminkan komitmen terhadap stabilitas ekonomi nasional, BRI meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi khususnya segmen UMKM juga dapat terkerek.

“Namun demikian, penurunan BI Rate sebesar 25 bps [basis poin] tersebut kami proyeksikan tidak berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum. Di mana BRI sendiri secara konsisten menerapkan strategi just right liquidity untuk menjaga likuiditas di level optimal,” katanya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Jumat (20/9/2024).

Sementara itu, mengenai strategi bisnis yang akan diterapkan usai kebijakan BI tersebut, Hendy menjelaskan bahwa perseroan akan melakukan review suku bunga secara berkala.

Menurutnya, bank pelat merah itu terus membuka ruang untuk penyesuaian suku bunga, baik dari sisi simpanan maupun pinjaman.

Adapun, mengenai kinerja penyaluran kredit hingga akhir tahun, BRI meyakini bahwa target yang dibidik dapat tercapai. Per semester II/2024 lalu, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.336,78 triliun, tumbuh 11,2% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

“BRI masih optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan sesuai target yang ditetapkan, yakni 10-12% YoY pada akhir tahun,” tandas Hendy.

Diberitakan sebelumnya, BI resmi menurunkan suku bunga acuan dari 6,25% menjadi 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode 17–18 September lalu.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan BI untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin itu diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi Tanah Air dan mendukung pemulihan yang berkelanjutan.

Sementara itu, dari luar negeri, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed juga memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir pada Rabu (18/9/2024) waktu setempat, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga Fedl Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis poin, dari posisi 5,25%-5,5% menjadi 4,75%-5% demi memperkuat ekonomi AS.

“Pasar tenaga kerja sebenarnya berada dalam kondisi yang solid, dan tujuan kami dengan langkah kebijakan kami hari ini adalah untuk mempertahankannya di sana,” kata Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper