Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT MISG Life Insurance Indonesia Tbk (LIFE) mengungkap strategi untuk menangkal kenaikan klaim kesehatan di tengah inflasi medis. Perusahaan mencatatkan klaim kesehatan dan meninggal dunia sebanyak Rp461 miliar per Agustus 2024, yang mana klaim kesehatan mengalami peningkatan 27% secara tahunan (year on year/yoy).
Head of Customer and Marketing MSIG Life Lukman Auliadi mengakui bahwa kenaikan klaim kesehatan perusahaan dipengaruhi oleh kondisi inflasi medis saat ini.
“Salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya klaim kesehatan di perusahaan adalah inflasi medis,” kata Lukman kepada Bisnis, pada Jumat (11/10/2024).
Lukman mengatakan MSIG Life senantiasa mewujudkan komitmen perlindungan melalui pembayaran klaim sesuai dengan ketentuan dalam polis. Untuk menjaga rasio klaim, perusahaan akan menerapkan manajemen risiko yang kuat, termasuk seleksi risiko dan pengembangan data analitik.
“MSIG Life juga mendukung upaya bersama pemerintah dan industri dalam penguatan asuransi kesehatan melalui kolaborasi serta pertukaran dan pemanfaatan data di industri, sehingga industri menjadi lebih sehat, harga premi lebih terjangkau, dan lebih adil,” ungkapnya.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat rasio klaim kesehatan industri asuransi jiwa mencapai sebanyak 105,7% pada semester I/2024. Hal tersebut menunjukan klaim yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa lebih banyak apabila dibandingkan dengan premi yang diterima.
Baca Juga
Sepanjang semester I/2024, klaim kesehatan industri asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp11,83 triliun yang mana naik 26% yoy dari Rp9,39 triliun. Sementara itu premi kesehatan yang diterima mencapai Rp11,19 triliun, naik 23,64% yoy. Di sisi lain, sampai 31 Desember 2023, BPJS Kesehatan mencatat pendapatan iuran Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan mencapai Rp151,59 triliun, yang mana lebih kecil dari beban jaminan kesehatan yang mencapai Rp158,85 triliun.