Bisnis.com, BALI - Peningkatan daya beli masyarakat dan perjalanan udara dinilai menjadi faktor pendorong pertumbuhan lini usaha asuransi aviasi atau penerbangan dari asuransi umum pada 2025.
Adapun, premi dicatat lini usaha asuransi aviasi tumbuh 29,5% year on year (yoy) menjadi Rp1,03 triliun hingga kuartal III/2024.
Praktisi Manajemen Risiko dan Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi) Wahyudin Rahman memproyeksi untuk akhir 2024, premi dicatat dari asuransi aviasi akan dapat mencapai angka pertumbuhan serupa atau bahkan lebih tinggi.
"Hal ini karena adanya kebijakan pemerintah yang mewajibkan maskapai untuk memiliki asuransi. Selain itu, juga ada diskon 10% tarif penerbangan menjelang Nataru," kata Wahyudin, Rabu (11/12/2024).
Selain itu, Wahyudin melihat faktor lain yang menjadi pendorong adalah adanya pengembangan produk dedicated aviation insurance untuk maskapai kecil atau operator sewa pribadi yang dapat memperluas cakupan pasar.
Wahyudin juga memprediksi lini usaha asuransi aviasi pada 2025 tetap melanjutkan pertumbuhan. Faktor pendorongnya adalah pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat serta adanya peningkatan perjalanan udara.
Baca Juga
Selain itu, faktor pendorong asuransi aviasi pada 2025 menurut Wahyudin adalah pertumbuhan e-commerce yang terus meningkat seiring permintaan untuk logistik udara, termasuk kebutuhan akan asuransi pengangkutan barang melalui udara.
"Penghambatnya adalah fluktuasi harga bahan bakar, ketidakstabilan geopolitik atau inflasi. Selain itu, ketersediaan kapasitas reasuransi masih menjadi masalah dan hanya beberapa perusahaan asuransi saja yang mampu bersaing," pungkasnya.