Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga RBC, Indonesia Re Berencana Kembali Ajukan PMN pada 2025

Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re memiliki rencana untuk kembali mengajukan PMN pada 2025.
Peserta memperhatikan company profil BUMN reasuransi terbesar di Tanah Air dalam acara Indonesia Re International Conference 2023./ Bisnis - Abdurachman
Peserta memperhatikan company profil BUMN reasuransi terbesar di Tanah Air dalam acara Indonesia Re International Conference 2023./ Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan reasuransi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mengungkapkan rencana untuk kembali mengajukan penyertaan modal negara (PMN) pada 2025 untuk menjaga keseimbangan ekuitas dan meningkatkan rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC). 

Accounting Division Head Indonesia Re Didik Mulyana mengatakan perusahaan saat ini telah memenuhi ketentuan modal minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan reasuransi memiliki modal Rp1 triliun pada 2026 dan Rp2 triliun pada 2028. Meski demikian, dia mengakui bahwa RBC Indonesia Re masih berada pada level yang rentan. 

“Tapi catatannya kan RBC kami masih marginal. Jadi sebetulnya, tadi sudah saya sampaikan juga, di dalam dua tahun belakangan ini manajemen sudah mengajukan, sebetulnya mengajukan tambahan permodalan ke negara melalui PMN. Tapi memang di dua tahun itu belum mendapatkan persetujuan,” kata Didik dalam acara Media Partner Literation Day di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (17/12/2024).

Didik menjelaskan bahwa rencana pengajuan PMN akan dimulai kembali pada 2025, bersamaan dengan adanya pemerintahan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang baru. Dia berharap rencana penambahan modal tersebut dapat terealisasi di tahun tersebut.

Secara keseluruhan untuk menjaga ekuitas dan memenuhi ketentuan permodalan, Didik menjelaskan bahwa Indonesia Re mengandalkan dua pendekatan, yaitu strategi organik dan anorganik. Secara organik, perusahaan fokus meningkatkan hasil underwriting yang positif.

“Artinya nanti dari hasil underwriting bersih kita itu harus termaintain, harus mendapatkan hasil underwriting yang positif. Mungkin salah satunya yang sering disampaikan adalah kita berusaha untuk menghindari line of business yang memang secara tight kami tidak pilih untuk menjadi line of business kami. Misalnya mungkin kita sudah memulai di line of business kredit itu kami sudah mengurangi,” ungkap Didik.

Didik menjelaskan bahwa pada lini bisnis reasuransi jiwa, perusahaan telah melakukan berbagai upaya perbaikan, termasuk penyesuaian pricing. Jika langkah tersebut tidak berhasil, opsi pemutusan bisnis juga dapat dipertimbangkan.

Dari sisi investasi, perusahaan memastikan pemilihan produk yang sesuai untuk meminimalkan risiko. Sementara itu strategi anorganik tetap menjadi andalan Indonesia Re, terutama melalui rencana pengajuan PMN di 2025. Didik berharap langkah ini dapat menjadi solusi untuk memperkuat ekuitas perusahaan secara signifikan.

“Dari sisi anorganik ya tentu saja nanti upaya untuk pengajuan PMN di 2025 akan dilakukan oleh perusahaan,” tegasnya.

Dikutip dari laporan keuangan Indonesia per November 2024, perusahaan mencatatkan ekuitas senilai Rp2,74 triliun yang mana menguat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp2,61 triliun.

Dari sisi premi, perusahaan mencatatkan premi bruto Rp4,65 triliun yang mana naik 2,3% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Rp4,55 triliun.

Dari sisi laba, perusahaan mencatatkan laba setelah pajak senilai Rp137 miliar meningkat 1.336% yoy dari sebelumnya Rp9,4 miliar. Sementara itu RBC perseroan mencapai 123,07%, angka tersebut hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan ambang batas yang ditetapkan OJK yakni 120%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper