Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) membeberkan siasat mempertahankan kinerja di tengah tren penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan pada 2024.
Bank anggota MUFG Group ini mencatatkan rasio NIM konsolidasian di level 7,3% pada 2024. Realisasi tersebut turun apabila dibandingkan dengan NIM (termasuk premi penjaminan) sebesar 7,74% pada 2023.
“Mengenai NIM, memang kita melihat bahwa sepanjang 2024 apalagi menjelang akhir tahun, ada pressure terhadap dana pihak ketiga [DPK]. Danamon sangat berhati-hati untuk merespons ini,” kata Direktur Keuangan Bank Danamon Muljono Tjandra dalam konferensi pers kinerja keuangan 2024, Selasa (18/2/2025).
Dia melanjutkan bahwa Bank Danamon berupaya menumbuhkan granular funding sekaligus berhati-hati dalam menentukan pricing terhadap komponen DPK, yakni deposito berjangka serta dana murah (current account saving account/CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan.
Strategi bank juga mencakup antisipasi terhadap pergeseran portofolio nasabah yang mengarah kepada imbal hasil (yield) yang lebih tinggi, serta wealth management yang lebih baik.
Selain itu, Muljono menyebut bahwa penurunan NIM yang berkaitan dengan pendapatan bunga juga ‘ditambal’ dengan perbaikan pada komposisi pendapatan lainnya, seperti pendapatan berbasis komisi alias fee-based income.
Baca Juga
“Oleh karenanya kita melihat bahwa fee income kita tumbuh 11% YoY, itu didukung dari semua tipe fee baik yang berkaitan dengan kredit maupun non-kredit,” tuturnya.
Terkait kinerja keseluruhan, Bank Danamon membukukan laba bersih sebesar Rp3,2 triliun pada 2024. Penyaluran kredit dan trade finance mencapai Rp189,4 triliun atau tumbuh 8% secara tahunan (YoY); sedangkan DPK tumbuh 9% YoY menjadi Rp153,2 triliun.
Sementara itu, industri perbankan Tanah Air cenderung mengalami penurunan rasio margin bunga bersih alias NIM pada periode 2024.
NIM merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan dalam menghasilkan pendapatan dari aset dengan mengukur selisih antara pendapatan bunga dengan beban bunga, lantas dibandingkan dengan aset produktifnya.
Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio NIM bank umum Tanah Air pada November 2024 berada pada level 4,59%. Jumlah itu turun dari 4,83% pada November 2023.