Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Potensi Bank Indonesia Turunkan BI Rate jadi 5,5%, Ini Proyeksi Para Ekonom

Sejumlah ekonom memperkirakan Bank Indonesia akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin.
Gubenur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (29/11/2024). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Gubenur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (29/11/2024). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Mayoritas Ekonom Proyeksikan Bank Indonesia Tahan BI Rate Januari 2025

Sebanyak 22 ekonom atau mayoritas dari yang dihimpun Bloomberg memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan tetap menahan suku bunga acuan 5,75%. Nilai median dari proyeksi para ekonom juga menunjukkan suku bunga BI Rate tetap 5,75%.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga menunjukkan sikap yang sama, yakni berpandangan bahwa BI perlu menahan suku bunga acuan 5,75% pada Februari 2025 ini.

Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menjelaskan bahwa terdapat sejumlah pertimbangan, yaitu Indonesia mengalami inflasi umum terendah sejak 2000, yakni 0,76% (year on year/YoY) pada Januari 2025. Inflasi itu berada di bawah rentang target BI, yakni 2,5%±1%.

"Penurunan inflasi pada Januari 2025 dipengaruhi oleh faktor jangka pendek, khususnya penyesuaian tarif listrik. Inflasi dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan dipengaruhi oleh tekanan inflasi dan deflasi," dikutip dari laporan LPEM UI pada Rabu (19/2/2025).

Lalu, terdapat faktor eksternal dari langkah Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuannya pada Januari 2025—ketika Bank Indonesia menahan BI Rate. Juga, adanya berbagai kebijakan penuh sorotan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara umum memicu ketidakpastian global.

Kombinasi faktor-faktor itu berperan besar dalam pergerakan arus modal di Indonesia dan nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan belakangan.

"Ke depannya, mulainya periode Ramadhan diperkirakan akan memicu tekanan inflasi. Kemudian, turunnya agresivitas the Fed dalam pelonggaran kebijakan moneternya dan terus berkembangnya arah kebijakan Presiden Trump berpotensi akan memengaruhi investor, walaupun relatif masih sulit diprediksi arahnya," dikutip dari laporan LPEM UI.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper