Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ACPI Sebut 2024 Jadi Tahun Menantang Buat Industri Asuransi Umum

Pada 2025 ini Acpi konsisten melanjutkan pertumbuhan dengan menciptakan beberapa produk baru yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi umum, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) menilai 2024 menjadi tahun yang menantang bagi asuransi umum. Berdasarkan data OJK, asuransi umum per Desember 2024 memang mencatatkan kerugian sebesar Rp8,94 triliun.

Wakil Presiden Direktur ACPI, Nicolaus Prawiro menjabarkan setidaknya pada 2024 lalu industri asuransi umum juga terdampak dari adanya Pemilu 2024. Selain itu, pasar otomotif yang lesu juga memberikan andil.

"Memang 2024 adalah tahun yang penuh tantangan, di mana kita tahu bahwa 2024 adalah tahun politik di mana penjualan mobil retail secara nasional juga turun. Terus terang beban usaha kami di 2024 juga mengalami peningkatan karena kami butuh effort yang lebih agar bisa tetap bertumbuh preminya," kata Nico kepada Bisnis, Rabu (19/2/2025).

Meskipun secara data industri asuransi umum mencatat kerugian di akhir 2024, Nico mengatakan ACPI masih mencatatkan laba positif. Kinerja keuangan tersebut saat ini masih dalam proses audit oleh Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) sehingga Nico belum bisa memaparkan.

Namun, berdasarkan laporan keuangan (unaudited) Acpi di laman resminya, tercatat perusahaan berhasil meningkatkan laba setelah pajak dari posisinya Rp26,18 miliar per Desember 2023 menjadi Rp30,93 miliar per Desember 2024.

Seperti yang disebut Nico, jumlah beban usaha ACPI secara tahunan tumbuh 7,3% yoy menjadi Rp297,39 miliar. Di sisi lain, pertumbuhan premi neto sedikit di bawah pertumbuhan beban usaha, yakni tumbuh 5,5% yoy menjadi Rp523,79 miliar.

Nico melanjutkan, pada 2025 ini strategi Acpi untuk konsisten melanjutkan pertumbuhan antara lain adalah dengan menciptakan beberapa produk baru yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan konsumen, menambah rekanan bisnis dari perbankan dan perusahaan pembiayaan, menerapkan prinsip underwriting yang lebih prudent, serta mengoptimalkan jumlah kantor cabang Acpi yang tersebar di 38 kota agar lebih menjangkau konsumen.

"Kami juga harapkan adanya dukungan dari regulator yang memberikan peluang bagi industri asuransi untuk mengembangkan produk asuransi, dukungan untuk memperluas pangsa pasar asuransi umum dan penyesuaian peraturan yamg berlaku agar sesuai dengan kondisi sekarang," tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper