Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Macet (NPL) Properti Cetak Rekor, Bisnis Asuransi KPR ACPI Terkoreksi

Kredit macet KPR mencapai rekor 3,17% pada Mei 2025, mempengaruhi bisnis asuransi KPR ACPI yang terkoreksi akibat penurunan daya beli dan pembiayaan bank.
Proyek pembangunan perumahan di Kawasan Ciwastra, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9/2024).- JIBI/Bisnis/Rachman.
Proyek pembangunan perumahan di Kawasan Ciwastra, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9/2024).- JIBI/Bisnis/Rachman.
Ringkasan Berita
  • PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) mengalami penurunan bisnis asuransi KPR akibat meningkatnya rasio non-performing loan (NPL) KPR rumah tangga yang mencapai 3,17% pada Mei 2025.
  • Pertumbuhan KPR rumah tangga melambat ke level 7,98% year on year (YoY), terendah sejak 2022, akibat penurunan daya beli masyarakat dan pembiayaan yang lebih ketat dari bank.
  • ACPI tetap berpatokan pada regulasi OJK dalam menentukan premi asuransi, meskipun risiko proteksi meningkat seiring dengan tingginya NPL KPR.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) mencatatkan penurunan lini bisnis asuransi yang memberikan proteksi terhadap program Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Wakil Presiden Direktur ACPI Nicolaus Prawiro mengatakan bisnis asuransi KPR sebenarnya salah satu lini bisnis yang bagus untuk sebuah perusahaan asuransi.

"Meskipun nilai preminya tidak besar, namun loss ratio-nya cukup kecil. Sampai Juni 2025, bisnis asuransi KPR kami memang ada sedikit penurunan," ujar Nico kepada Bisnis, Senin (21/7/2025). 

Saat ini proteksi asuransi program KPR kian menantang. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) KPR rumah tangga per Mei 2025 tembus 3,17%, memburuk dibanding akhir 2024 yang berada pada level 2,61%. Bahkan, NPL KPR rumah tangga ini menjadi rekor terburuk dalam empat tahun terakhir, lebih buruk dibanding masa pandemi Covid-19 pada 2020 yang sebesar 2,65%. 

Menilik permintaan dari objek asuransinya, pertumbuhan KPR rumah tangga justru melambat pada level 7,98% year on year (YoY) atau terendah sejak 2022. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan bank sedikit mengerem pembiayaan, lalu berimbas pada lini bisnis proteksi asuransi KPR.

Nico melihat kondisi tersebut juga tidak lepas dari faktor penurunan daya beli masyarakat. Merujuk data makro ekonomi, dalam kuartal I/2025 pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 0,98% (quarter-to-quarter/QtQ), terdalam dalam lima tahun. 

Secara tahunan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,87%. Konsumsi rumah tangga pada periode ini yang menyumbang 54,53% terhadap PDB, hanya mampu tumbuh 4,89% YoY. Sementara itu, konsumsi pemerintah kontraksi 1,38% dan hanya menyumbang 5,88% terhadap PDB. 

"[Jadi] mungkin [kontraksi bisnis asuransi KPR] ada pengaruh daya beli masyarakat dan ketatnya pembiayaan dari bank," ujar Nico.

Dengan NPL KPR yang makin tinggi, risiko perusahaan asuransi memberi proteksi juga meningkat. Dalam hal ini, Nico mengatakan pihaknya dalam menentukan premi tetap berpatokan pada regulasi.

Adapun dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Produk Asuransi dan Saluran Pemasaran Produk Asuransi, perusahaan asuransi melakukan penetapan premi didasarkan pada risiko atas objek asuransi dan manfaat yang didapat oleh pemegang polis, tertanggung, atau peserta.

"Kalau harga premi kami masih tetap berpatokan pada tarif premi yang telah ditetapkan oleh OJK. Kami yakin di semester kedua ini, bisnis KPR akan membaik," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro