Bisnis.com, TANGERANG — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) alias BCA menyatakan masih mengkaji tambahan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia untuk program 3 juta rumah.
EVP Consumer Loan BCA Welly Yandoko menyebut bahwa BCA tetap berkomitmen menyalurkan pembiayaan hunian bagi masyarakat terlepas dari adanya insentif dari bank sentral.
“Kami belum bisa sampaikan secara detail karena dalam proses pengkajian atas adanya policy tersebut. Namun, apa pun itu, komitmen kami dalam menyalurkan KPR saat ini tidak melihat adanya insentif atau tidak,” katanya dalam acara BCA Expoversary 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (20/2/2025).
Menurutnya, KPR saat ini menjadi salah satu jenis pembiayaan yang menopang pertumbuhan kredit konsumer BCA, sebagaimana halnya kredit kendaraan bermotor alias KKB.
Terkait program 3 juta rumah, dia menilai bahwa visi pemerintah itu memerlukan dukungan industri perbankan melalui fungsi intermediasi, sehingga berpengaruh terhadap kinerja.
Dia berharap agar kondisi perekonomian dalam negeri hingga persaingan likuiditas bank dapat membaik agar perbankan dapat menyukseskan program tersebut.
Baca Juga
“Semoga ekonomi baik, tingkat likuiditas baik, sehingga kucuran KPR bank berjalan baik. Agar program 3 juta rumah bisa terbantukan,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur BCA Haryanto Budiman menargetkan penyaluran kredit BCA dapat bertumbuh pada kisaran 6% hingga 8% tahun ini. Angka tersebut juga menjadi pedoman alias guidance bagi tiap segmen kredit, tak terkecuali kredit konsumer.
“Kita sudah mencanangkan pertumbuhan kredit tahun ini itu di kisaran 6% sampai 8%. Itu menunjukkan bahwa kita juga ingin seluruh segmen tumbuh in line dalam hal ini, termasuk segmen konsumer,” katanya saat ditemui terpisah.
Per 2024 lalu, kredit konsumer BCA tumbuh 12,4% secara tahunan (YoY) menjadi Rp223,7 triliun. Pertumbuhan segmen konsumer ini didorong oleh KKB yang naik 14,8% hingga mencapai Rp65,3 triliun dan KPR yang tumbuh 11,2% (YoY) menjadi Rp135 triliun.
Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan untuk menambah besaran insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial dari maksimal 4% menjadi 5% dari dana pihak ketiga perbankan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada 1 April 2025 mendatang.
“Di antaranya besaran insentif KLM pada sektor perumahan, termasuk perumahan rakyat, dinaikkan secara bertahap dari Rp23 triliun menjadi sekitar Rp80 triliun,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Dia menjelaskan, kebijakan itu diambil demi mendukung program visi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya di bidang perumahan.