Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OCBC NISP Tebar Dividen Rp2,43 Triliun, Setara 49,98% dari Laba 2024

Porsi pembagian dividen atau dividend payout ratio Bank OCBC NISP (NISP) mencapai 49,98% dari laba 2024.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank OCBC NISP Tbk. di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank OCBC NISP Tbk. di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp106 per saham atau Rp2,43 triliun dari laba tahun buku 2024.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada hari ini, Kamis (20/3/2025). Jika dibandingkan dengan laba 2024 yang senilai Rp4,86 triliun, maka porsi pembagian dividen atau dividend payout ratio mencapai 49,98%.

Dari informasi yang beredar dari para pelaku pasar, selain dibagikan sebagai dividen, senilai Rp100 juta dari laba disisihkan untuk cadangan umum dan sisanya ditetapkan sebagai laba ditahan.

Jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin yang berada pada level 1.280 per saham, maka dividend yield diestimastikan sebesar 8,2%.

Adapun, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp4,86 triliun sepanjang 2024, tumbuh 19% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp4,09 triliun.

Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja menyampaikan pertumbuhan itu didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang naik sebesar 11% YoY menjadi Rp11,04 triliun. Di samping itu, beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan alias impairment turun sebesar 87%.

Selanjutnya, OCBC tercatat menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp170,46 triliun sepanjang 2024, naik 11% YoY dari Rp154,09 triliun. Perusahaan juga melaporkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross di level 1,6% dan kredit berisiko (loan at risk/LAR) menjadi 4,8% dari 5,2%.

“Dalam menghadapi peluang dan juga tantangan di tahun 2025 ini, tentunya dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian,” kata Parwati dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Pada tahun lalu, simpanan alias dana pihak ketiga (DPK) OCBC naik 13% dari Rp181,75 triliun pada 2023 menjadi Rp205,93 triliun pada 2024.

Dana murah atau current account saving account (CASA) tumbuh 12% YoY hingga mencapai Rp113,95 triliun, sementara deposito berjangka tumbuh 14% YoY menjadi Rp91,97 triliun.

Capaian ini membuat aset perseroan bertambah 13% YoY, dari Rp249,75 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp281 triliun pada Desember 2024.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper