Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prudential Bicara Prospek PAYDI di Tengah Tren Penurunan Suku Bunga Global

Ramalan Prudential Indonesia soal prospek produk asuransi PAYDI (unit linked) di tengah tren penurunan suku bunga global.
Ilustrasi gedung Prudential Indonesia. Dok Istimewa
Ilustrasi gedung Prudential Indonesia. Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Prudential Indonesia angkat bicara soal prospek produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi atau PAYDI (unit linked) di tengah tren penurunan suku bunga global.

Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengatakan pada 2025 ini akan menjadi tahun yang berpotensi menyediakan pertumbuhan bagi ekonomi dan pasar keuangan (termasuk pasar saham dan pasar obligasi) di tengah potensi berlanjutnya tren penurunan suku bunga global tahun ini.

"Proyeksi kinerja unit linked pada tahun 2025 dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi, kebijakan suku bunga serta pergerakan pasar keuangan Indonesia. Kinerja unit linked tersebut bervariasi tergantung pada jenis instrumen investasi yang mendasarinya," kata Karin kepada Bisnis, dikutip Minggu (23/3/2025).

Berdasarkan tren industri, produk unit linked asuransi jiwa pada 2024 lalu kinerjanya kurang memuaskan. Premi unit linked per akhir 2024 berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengalami kontraksi 11,5% year on year (YoY) menjadi Rp75,03 triliun.

Selaras dengan merosotnya kontribusi pendaptan premi, produk unit linked menyumbang 74,5% dari total klaim surrender asuransi jiwa pada 2024 sebesar Rp77,15 triliun. Klaim surrender adalah nilai polis yang diterima nasabah karena menghentikan pertanggungan asuransinya sebelum berakhirnya kontrak. Itu artinya, sepanjang 2024 lalu nasabah asuransi jiwa yang mengentikan asuransinya mayoritas adalah nasabah produk PAYDI.

Karin mengatakan, bagi Prudential Indonesia sendiri terus berkomitmen memberikan layanan terbaik serta menjadi mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi saat ini dan mendatang, dengan menyediakan solusi keuangan dan kesehatan yang sederhana dan mudah diakses untuk setiap kehidupan dan untuk setiap masa depan.

"Dengan pengelolaan investasi yang profesional dan strategi yang sesuai dengan profil risiko, unit linked tetap menjadi solusi investasi yang dapat diandalkan. Fokus pada jangka panjang dan diversifikasi tetap menjadi kunci dalam menghadapi berbagai kondisi pasar," pungkasnya.

Sebelumnya, Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (KE PPDP) OJK mengatakan kontribusi unit linked pada premi asuransi jiwa ke depan tidak akan jauh dari capaian di 2024. Hal itu berkaitan dengan adaptasi yang dilakukan industri sejak ada regulasi baru yang mengatur penyesuaian unit linked sejak 2021.

Merunut tren beberapa tahun ke belakang, pada 2021 unit linked sempat mendominasi kontribusi premi asuransi jiwa dengan porsi 55,28%. Usai OJK mengeluarkan SEOJK Nomor 5 Tahun 2022, porsinya langsung turun di 43,15% pada 2022. Data terbaru, sepanjang 2024 kontribusi unit linked tersisa hanya 28% dari total premi asurasi jiwa.

"Untuk tahun 2025, produk unit linked masih akan menjadi salah satu produk unggulan asuransi jiwa meskipun sebenarnya porsi unit linked sendiri telah berada pada ekuilibrium yang baru di sekitar 26-28%," kata Ogi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper