Bisnis.com, JAKARTA – Industri perbankan terus memutar otak dalam menghadapi beragam modus penipuan yang kian masif. Salah satu yang menjadi fokus adalah penguatan keamanan digital yang beriringan dengan imbauan untuk menjaga data nasabah.
Bank digital PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) melihat bahwa infrastruktur digital menghadirkan peluang baru untuk ekspansi bisnis perbankan. Namun, keberadaan fraudster alias penipu juga menjadi ancaman yang harus diantisipasi.
“Semakin banyak digital, fraudster itu juga semakin canggih. Mereka jadi lebih bisa memanfaatkan kekuatan digital untuk memperoleh atau take over akun nasabah,” kata VP Product, Design & Research Amar Bank, Gasim Alkaff di Jakarta, dikutip Minggu (23/3/2025).
Oleh karena itu, dia menegaskan pentingnya inovasi bank dalam memperkuat keamanan data terkait nasabah dan menjalankan operasionalnya.
Gasim menggarisbawahi penerapan teknologi baru seperti akal imitasi alias artificial intelligence (AI) sebagai peluang dalam meningkatkan layanan perbankan digital.
Adapun, Amar Bank telah menerapkan inovasi bernama embedded banking yang menawarkan layanan perbankan terpadu tanpa perlu menyikapi tantangan regulasi atau infrastruktur yang kompleks.
Baca Juga
“Itu juga peluang baru yang kami lihat bisa mengubah lanskap perbankan digital di Indonesia,” tuturnya.
Sebelumnya, bank besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga telah memperingatkan adanya ragam modus penipuan terhadap nasabah, seperti smishing alias modus penipuan berbasis SMS.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha memaparkan bahwa smishing adalah teknik kejahatan digital yang digunakan pelaku untuk mencuri data perbankan dengan mengirim pesan singkat yang menyerupai komunikasi resmi dari pihak perbankan.
Dia menuturkan, dalam beberapa kasus, pelaku bahkan menggunakan nomor pengirim yang menyerupai layanan pelanggan bank untuk meyakinkan korban. Nasabah dapat dijebak untuk mengirimkan data sensitif seperti nomor kartu, PIN, kode OTP, masa berlaku kartu, CVC/CVV, user ID, dan password akun rekening.
"Kami mengimbau nasabah untuk selalu berhati-hati terhadap pesan yang menginformasikan transaksi mencurigakan, meminta verifikasi akun, atau menjanjikan hadiah tertentu," kata Arga dalam keterangan resminya, Rabu (19/3/2025).
Di sisi lain, dia menyebut bahwa BRI terus meningkatkan sistem keamanan untuk menghadapi berbagai ancaman siber yang berkembang. Hal ini sejalan dengan imbauan agar nasabah memastikan bahwa transaksi hanya dilakukan melalui kanal resmi BRI.