Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Berisiko Perbankan Naik jadi 9,77% (mtm), Investasi Korporasi jadi Harapan Pertumbuhan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit berisiko alias loan at risk (LAR) menjadi 9,77% pada Februari 2025.
Pegawai merapikan uang rupiah di cash center Bank Mandiri di Jakarta.
Pegawai merapikan uang rupiah di cash center Bank Mandiri di Jakarta.

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit berisiko tinggi alias loan at risk (LAR) menurun menjadi 9,77%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu di 11,56%.

Namun, jika dibandingkan posisi Januari 2025, rasio LAR perbankan meningkat. Adapun OJK mencatat LAR perbankan pada Januari yakni 9,72%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa risiko kredit itu beriringan dengan pertumbuhan kredit perbankan menunjukkan hasil positif dengan pencapaian double digit growth sebesar 10,30% pada Februari 2025, meningkat dari 10,27% pada Januari 2025.

"Total kredit mencapai Rp7.825 triliun, dengan kredit investasi mendominasi pertumbuhan, mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 14,62%," kata Dian dalam paparan hasil rapat dewan komisioner (RDK) OJK, Jumat (11/4/2025).

Dian mengungkap, segmen kredit yang tumbuh berikurtnya adalah konsumsi dengan rasio pertumbuhan mencapai 10,31%. Sedangkan segmen kredit yang mencerminkan aktivitas ekonomi yakni modal kerja tumbuh paling mini yakni sebesar 7,66%.

Pertumbuhan kredit investasi ini juga terlihat dari kelompok penerima. Segmen korporasi menjadi penggerak utama. "Kredit korporasi meraih pertumbuhan signifikan sebesar 15,95%, sedangkan kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tumbuh sebesar 2,51%," tuturnya.

Adapun, rasio likuiditas, yang diukur melalui rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (ALDPK), tetap berada di level memadai sebesar 116,76%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Ketahanan sektor perbankan juga tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) yang tinggi di level 26,98%, meskipun ada penurunan kecil dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 27,01%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper