Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia menilai kondisi rupiah yang saat ini bertengger di level Rp16.800an per dolar AS berada dalam posisi yang stabil.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,07% atau 12 poin ke level Rp16.871,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,31% ke posisi 99,22.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pihaknya telah berhasil menstabilkan rupiah pada level tersebut sebagai hasil dari intervensi di pasar non delivery forward (NDF).
“Alhamdulillah puji Tuhan sekarang [rupiah] stabil di Rp16.800 per dolar AS. Tentu saja kami akan terus melakukan langkah-langkah stabilisasi. Kami terus akan melakukan stabilisasi di pasar NDF,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (23/4/2025).
Perry bercerita, sebelum memasuki masa libu Lebaran/Idufltri, rupiah cukup terkendali dan dalam posisi yang baik.
Sejalan dengan kebijakan Donald Trump berupa tarif resiprokal—yang diumumkan pada hari ketiga Lebaran, di saat operasi moneter libur—memberikan tekanan pada rupiah hingga menembus level Rp17.400 per dolar AS.
Baca Juga
Untuk itu, Bank Indonesia menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur pada 7 April 2025, karena perlunya intervensi.
Keputusannya, Bank Indonesia melakukan intervensi non delivery forward di pasar offshore alias luar negeri. Misalnya di Hongkong, Eropa, dan Amerika.
“Ini yang kami lakukan untuk komitmen kami menjaga stabilitas rupiah dari dampak ketidakpastian dan bahkan sulit diprediksinya kondisi global dari rentetan kebijakan tarif dari jalur keuangan,” tutur Perry.
Meski rupiah sudah menunjukkan stabil, namun Perry memilih untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 5,75% demi menjaga stabilitas rupiah.
Ke depan, Perry meyakini bahwa rupiah akan bergerak stabil ke depannya—usai sempat mencatatkan nominal Rp17.400 per dolar AS kala libur Lebaran/Idulfitri kemarin.
Bank sentral terus melakukan penilaian bagaimana rupiah tidak hanya menguat, namun juga menguat setara dengan negara sekawan atau peer country—kondisi ini yang disebut Perry sebagai rupiah sesuai dengan fundamental.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti melengkapi bahwa bank sentral berjaga setiap hari dalam menstabilkan rupiah.
Pasalnya, stabilitas dari rupiah menjadi penting karena akan memberikan confidence kepada investor untuk masuk ke pasar keuangan domestik.
Meski pada pekan lalu dalam indikator stabilitas rupiah masih menunjukkan aliran keluar modal asing yang lebih dari Rp11 triliun, namun Destry melihat aliran modal perlahan mulai masuk ke Tanah Air.
“Bank Indonesia akan tetap berada untuk melihat di pasar, dan juga kami akan sesuai amanah kami menjaga stabilitas dari rupiah, dan juga menjaga kecukupan likuiditas melalui pembelian dari SBN di pasar sekunder,” ujarnya.