Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Catat Penetrasi Asuransi Baru 2,72% per Februari 2025

OJK mendorong industri untuk dapat lebih baik lagi dalam menyediakan produk yang berdasar atas kebutuhan masyarakat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono di Jakarta, Senin (3/2/2025)./Bisnis - Pernita H.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono di Jakarta, Senin (3/2/2025)./Bisnis - Pernita H.

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi asuransi di Indonesia masih mencapai 2,72% hingga Februari 2025.

Meskipun mengalami perbaikan dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023 yang sebesar 2,59%, angka ini masih menunjukkan bahwa tingkat penetrasi asuransi nasional tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Pada 2023, Malaysia mencatatkan penetrasi sebesar 4,8%, Australia dan Brasil masing-masing 3,3%, Jepang 7,1%, Singapura 11,4%, dan Afrika Selatan bahkan telah mencapai 12,6%. Sementara itu, angka 2,72% per Februari 2025 juga tercatat menurun dibandingkan capaian September 2024 yang sempat mencapai 2,80%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan Ogi Prastomiyono mengatakan ketidakpastian global masih menjadi tantangan besar bagi industri asuransi. Namun, dia optimistis industri tetap akan bertumbuh ke depan.

“Tidak dapat dielakkan bahwa tahun ini adalah tahun yang cukup menantang di tengah ketidakpastian global yang masih menjadi isu utama dunia saat ini, namun seperti yang sudah dicanangkan pada peta jalan perasuransian maupun komitmen untuk mendukung RPJMN [Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional], industri asuransi bergerak untuk terus bertumbuh,” kata Ogi dalam jawaban tertulis dikutip Selasa (29/4/2025).

Ogi mengatakan pertumbuhan tersebut dapat dicapai dengan banyaknya aktivitas pembenahan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir yang bermuara pada kembalinya kepercayaan masyarakat pada industri asuransi. Dia juga menilai prospek pertumbuhan industri asuransi tetap kuat, seiring dengan berbagai inisiatif yang tengah dijalankan, termasuk penguatan permodalan, pemisahan (spin off) unit usaha syariah, dan pembentukan Program Perlindungan Pemegang Polis (PPP).

Selain itu, lanjut Ogi, pihaknya juga mendorong perusahaan asuransi untuk lebih berorientasi kepada kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kegiatan literasi serta edukasi untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya berasuransi.

“OJK mendorong industri untuk dapat lebih baik lagi dalam menyediakan produk yang berdasar atas kebutuhan masyarakat dan melakukan kegiatan literasi berupa program-program edukasi agar kesadaran masyarakat dapat lebih baik lagi ke depan,” tandas Ogi.

Per Februari 2025, OJK mencatat total aset industri asuransi mencapai Rp1.141,71 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan 1,03% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp1.130,05 triliun.

Dari total tersebut, aset asuransi komersial mendominasi dengan capaian Rp920,25 triliun, mencatat lonjakan sebesar 11,5% YoY. Meski demikian, kinerja pendapatan premi pada periode Januari–Februari 2025 justru mengalami sedikit tekanan.

Pendapatan premi asuransi komersial tercatat sebesar Rp60,27 triliun atau turun 0,94% YoY.

Perinciannya, premi asuransi jiwa tumbuh 5,16% YoY menjadi Rp32,35 triliun, sedangkan premi asuransi umum dan reasuransi mengalami kontraksi 7,17% YoY menjadi Rp27,91 triliun.

Namun demikian, permodalan industri asuransi komersial masih menunjukkan kondisi yang solid, dengan industri asuransi jiwa serta asuransi umum dan reasuransi menunjukkan Risk Based Capital (RBC) yang secara agregat masih baik, masing-masing sebesar 466,42% dan 317,88%, di mana masih berada di atas threshold sebesar 120%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper