Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mencatat pendapatan usaha perseroan 2024 yang meningkat 3,70% (yoy) menjadi Rp1,39 triliun dibandingkan 2023 sebesar Rp1,34 triliun.
IIF menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST tersebut membahas dan menyetujui lima mata acara, di antaranya persetujuan atas Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2024, dan penggunaan laba bersih Perseroan tahun 2024.
Head of Legal & Corporate Secretary IIF, Nastantio W. Hadi menyampaikan perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 17,63% (year on year/yoy) menjadi Rp122,51 miliar pada 2024 dibandingkan 2023 sebesar Rp104,15 miliar.
"Pencapaian laba bersih tersebut ditopang dari pendapatan usaha perseroan 2024 yang meningkat 3,70% (yoy) menjadi Rp1,39 triliun dibandingkan 2023 sebesar Rp1,34 triliun," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (2/5/2025).
Tingkat pertumbuhan rata-rata (CAGR) pendapatan dan laba IIF selama periode lima tahunan masing-masing mencapai 11% dan 30%.
Dari segi permodalan, tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata IIF selama periode tersebut mencapai 11%.
Baca Juga
Selama 2024, lanjutnya, perseroan telah memainkan peran penting dalam mewujudkan pembiayaan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
"Total komitmen pembiayaan baru meningkat sebesar 11 dengan nilai total Rp3,93 triliun, naik 13,52% (yoy) dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp3,46 triliun," ungkapnya.
Komitmen pembiayaan tersebut mencakup sektor air bersih, kawasan ekonomi khusus, jalan tol, telekomunikasi, infrastruktur sosial, dan infrastruktur gas”.
Dari jasa advisory, lanjutnya, IIF memperoleh
10 mandat baru dengan nilai kontrak sebesar Rp39 miliar yang mencakup 6 mandat untuk jasa ESG advisory, 3 mandat untuk jasa financial advisory and 1 mandat untuk equity divestment.
"Dengan fondasi keuangan yang kuat dan komitmen terhadap prinsip-prinsip ESG, IIF siap mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," jelasnya.
PT Indonesia Infrastructure Finance (“IIF”) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial.
IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional.
Saat ini, kepemilikan IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki oleh KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).