Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIMB Niaga (BNGA) Tak Revisi Target Pertumbuhan Kredit 2025, Ini Alasannya

Bank CIMB Niaga (BNGA) menyatakan belum ada rencana untuk mengubah target pertumbuhan kredit pada tahun ini.
Aktivitas di salah satu cabang Bank CIMB Niaga di Jakarta, Rabu (2/11/2022).  /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas di salah satu cabang Bank CIMB Niaga di Jakarta, Rabu (2/11/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menegaskan belum mengubah rencana bisnisnya di tengah gelombang revisi target pertumbuhan kredit oleh sejumlah pelaku industri perbankan nasional. 

Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan sejak awal telah memproyeksikan bahwa pertumbuhan kredit tahun ini tidak akan sekuat tahun lalu, seiring dengan pelemahan daya beli dan belum pulihnya kondisi makroekonomi secara menyeluruh.

"Sejauh ini kami tidak merevisi rencana revisi bank karena sejak awal kami telah melihat bahwa pertumbuhan kredit tidak akan sekencang tahun lalu mengingat situasi dan kondisi daya beli yang melemah. Guidance kami di sekitar 5%-7%," kata Lani Darmawan kepada Bisnis, Selasa (27/5/2025). 

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) merevisi target pertumbuhan kredit nasional yang kini memperkirakan pertumbuhan hanya akan berada pada kisaran 8%–11%. Angka ini turun dari proyeksi awal 11%–13%. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah membuka ruang bagi bank untuk menyesuaikan kembali Rencana Bisnis Bank (RBB), merespons perubahan dinamika ekonomi yang terjadi sejak awal tahun.

CIMB Niaga memilih tetap pada proyeksi konservatifnya karena sejak awal tahun telah menghitung potensi perlambatan transmisi kebijakan moneter. Kondisi ini membuat bank tidak dalam posisi harus menyesuaikan target secara drastis.

Meski pertumbuhan kredit melambat, CIMB Niaga mengandalkan diversifikasi pendapatan guna menjaga kinerja bisnis. “Fee based income menjadi semakin penting di luar interest income. Kami dorong dari wealth management, transaksi, dan lainnya,” ujar Lani.

Strategi ini dinilai penting di tengah tantangan pertumbuhan kredit yang kian berat. BI sendiri menyebut transmisi stimulus moneter baru akan terasa paling cepat tahun depan, sehingga kondisi perbankan hingga akhir tahun ini masih akan membawa beban ekonomi yang relatif sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper