Bisnis.com, MAKASSAR - Kendati pertumbuhan ekonomi regional timur Indonesia cenderung tinggi dibandingkan dengan rerata nasional, tidak mampu mendorong secara signifikan pengembangan bank-bank daerah di kawasan ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank-Bank Daerah (Asbanda) Ellong Tjandra mengemukakan persoalan utama yang dihadapi BPD termasuk di Indonesia timur untuk melakukan ekspansi terletak pada komposisi kepemilikan modal inti yang dimiliki bank.
"Kepemilikan modal inti memang menjadi salah satu pilar utama untuk BPD agar menjadi tuan rumah di daerah sendiri, selain kemampuan pelayanan bagi masyarakat dan optimalisasi fungsinya mendukung pemda," ucapnya di sela-sela Talkshow Economic Outlook 2014 bertajuk BPD menjadi Regional Champion, Kamis (27/2/2014).
Adapun optimalisasi peran dan fungsi bank-bank daerah telah dirintis sejak 21 Desember 2010 melalui program BPD regional campion (BRC) yang dicetuskan pemerintah dan bank sentral bekerjasama dengan Asbanda.
Menurut Ellong, yang juga menjabat sebagai Plt Dirut Bank Sulselbar, untuk mewujudkan konsep BRC telah dilakukan melalui jalinan kerjasama dengan bank pemerintah maupun swasta sebagai salah wujud komitmen menjadi pemain penting industri perbankan di kawasan sendiri.
Dari sisi kepemilikan modal inti, lanjut Ellong, per Desember 2013 Bank Sulselbar mencatat modal mencapai Rp1,2 triliun dengan ROA (return of asset) mencapai 4,3%.
"Dengan kondisi tersebut, Bank Sulselbar sudah berada dalam jalur BRC mengingat kita sudah memenuhi modal minimum sebesar Rp1 triliun, dan ROA berada di atas rata-rata nasional yang berada di level 3,8%," katanya.