Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Syariah: BII Incar Penambahan Jumlah Kerja Sama dengan BUMN

Bank Internasional Indonesia (BII) menargetkan menambah jumlah kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggunakan pembiayaan syariah.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Internasional Indonesia (BII) menargetkan menambah jumlah kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggunakan pembiayaan syariah.

Setelah bekerja sama dengan Perusahaan Listrik negara (PLN) dan Pertamina, kini BII meneken kontrak dengan Garuda Indonesia, Senin (5/5). Kerja sama tersebut menggunakan pembiayaan syariah senilai US$100 juta dengan masa pendanaan 3 tahun.

Presiden Direktur BII Taswin Zakaria menjelaskan pihaknya melalui unit State on Enterprise (SoE), kini sedang memfokuskan diri pada pembiayaan di level korporasi terutama segmen BUMN.

Selain PLN, Pertamina, dan Garuda, pihaknya kini mengincar BUMN andalan lainnya. “Pembiayaan untuk SoE (kuartal 1 sebesar) Rp4 triliun,” kata Taswin.

Pembiayaan tersebut, menurut Taswin, akan mengutamakan perbankan syariah dibandingkan konvensional. “Solusi perbankan syariah adalah solusi yang kompetitif dan menguntungkan kepada nasabah,” tutur dia.

Taswin juga mengakui BII kini memang tengah mengedepankan produk syariah. “Syariah first sudah dicanangkan dari akhir tahun lalu,” ujarnya. Prioritas atas syariah ini dilakukan karena prinsip tersebut dipandang masih memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang lebih besar.

Pihak Garuda sendiri menjelaskan pembiayaan tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan operasional Garuda. “(Pendanaan) ini sesuai dengan rencana kita. Kami memilih syariah karena kami juga yang pertama melakukan leasing based on syariah base, jadi pendanaannya juga syariah,” ujar Presiden Direktur dan CEO Garuda Emirsyah Satar dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, pembiayaan yang dilakukan dalam mata uang US$ dilakukan karena menyesuaikan dengan kebutuhan mata uang pinjaman. “Kebutuhannya (Garuda) banyak didominasi US$, sehingga kita menyesuaikan kebutuhan itu dengan mata uang pinjaman,” kata Taswin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper