Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Syariah Bukopin Terkontraksi

Pada 2014 Bank Syariah Bukopin (BSB) mencatatkan pertumbuhan laba yang tertekan sehingga mengakibatkan meningkatnya biaya dana pada tahun silam.
Layanan Bank Syariah Bukopin/Jibi
Layanan Bank Syariah Bukopin/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA-Pada 2014 Bank Syariah Bukopin (BSB) mencatatkan pertumbuhan laba yang tertekan sehingga mengakibatkan meningkatnya biaya dana pada tahun silam.

Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto mengakui laba perusahaan turun, karena biaya dana naik hingga 3,6% pada tahun lalu. Pada 2013, persentase biaya dana mencapai 6,2%, lalu pada tahun lalu meningkat hingga 9,4%. Menurutnya, biaya dana BSB naik hingga Rp100 miliar.

"Pada 2014, biaya dana naik kencang," katanya saat ditemui di Hotel Borobudur, Selasa (20/1).

Adapun BSB pada akhir tahun silam mencapai Rp12,7 miliar, tumbuh terkontraksi hingga 35% dari posisi Rp19,54 miliar secara year on year.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun silam mencapai Rp3,71 triliun, tumbuh sekitar 13% dari posisi Rp3,28 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun hingga 2014 mencapai Rp3,99 triliun, tumbuh 22% dari posisi Rp3,27 triliun secara year on year.

Menurutnya, langkah  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membatasi pemberian bunga simpanan berjangka bagi bank umum  kegiatan usaha (BUKU) 3 dan 4 sangat membantu mengerem perang bunga dana.

Adapun rasio pembiayaan terhadap pendanaan (financing to deposit ratio/FDR) pada akhir tahun lalu telah melonggar menjadi 92,89%, dari posisi 100,29% pada akhir 2013. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BSB hingga 2014 mencapai 15,74%, naik dari posisi 11,1% dari tahun sebelumnya.

BSB membukukan asetmencapai Rp5,16 triliun pada 2014, atau tumbuh 18,8% dari  posisi Rp4,34 triliun secara year on year.

Pada 2015 BSB menargetkan pertumbuhan DPK, kredit, aset dan laba masing-masing berkisar 23%. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun lalu, Riyanto optimis kondisi pada tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.








 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper