Bisnis.com, JAKARTA – Rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing di sejumlah perusahaan multifinance lini usaha kendaraan bermotor cenderung tidak mengalami perbaikan pada April dibandingkan dengan pada periode Januari-Maret 2015.
Rasio nonperforming financing (NPF) perusahaan pembiayaan syariah PT Citra Tirta Mulia (Citifin) terpantau tidak berubah selama empat bulan pertama tahun ini.
Yulian Ma’mun, Corporate Secretary Citifin mengatakan rasio NPF masih berada di kisaran 4%. Angka tersebut sama dengan posisi pada akhir kuartal I/2015 dan kuartal IV/2014.
“Cenderung masih stabil di 4%, kuartal I/2015 juga posisi segitu. Sama juga dengan akhir tahun,” katanya, (27/5/2015).
Meski demikian, katanya, rasio itu masih lebih baik dibandingkan dengan pencapaian pada tengah semester 2014. Ketidakpastian politik saat pemilihan umum tahun lalu membuat NPF Citifin nyaris menyentuh 5%.
Komposisi lini usaha kendaraan bermotor Citifin disumbang oleh kendaraan roda empat sebesar 90% sedangkan 10% sisanya disumbang oleh pembiayaan grup.
Yulian mengatakan seluruh daerah mengalami kendala kredit bermasalah tetapi Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar tingginya rasio NPF perusahaan itu.
Rasio pembiayaan bermasalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. juga tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan posisi kuartal I/2015.
Marwoto Soebiakno, Wakil Direktur Adira Finance mengatakan posisi NPF perusahaannya masih sama dengan kuartal I/2015 yaitu 1,6%. Angka ini naik 30 basis poin dari posisi akhir tahun sebesar 1,3%.
Dia mengatakan penyebab NPF didominasi oleh pembiayaan motor daripada mobil. Pada kuartal I/2015, komposisi penyaluran motor berkontribusi terhadap 57% dari total pembiayaan baru sedangkan mobil sebesar 43%.
“Kondisi ekonomi memang tidak menguntungkan dengan growth 4,7%. Tapi kami punya kapasitas untuk menangani itu,” katanya.
Sampai akhir tahun, Adira Finance akan berupaya menjaga NPF tetap berada di bawah 2%. Menurutnya, angka NPF sekarang masih cukup manageable dalam kondisi perekonomian saat ini.
Hal yang sama juga dinyatakan Evy Indahwati, Direktur Utama PT Radana Bhaskara Finance Tbk. Dia mengatakan dengan strategi pengendalian kredit akan tetap menjaga NPF dibawah 2%.
“Meskipun OJK membolehkan 5%, strategi kami tetap ingin di bawah 2%,” katanya.