Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERBANKAN: Genjot Sektor Mikro, Bukopin Andalkan Kredit Pensiunan

Bisnis.com, JAKARTA-PT Bank Bukopin Tbk mengandalkan segmen bisnis baru untuk menggenjot sektor kredit mikro.
Bank Bukopin/Ilustrasi
Bank Bukopin/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk mengandalkan segmen bisnis baru untuk menggenjot sektor kredit mikro.

Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan pihaknya mengandalkan pertumbuhan bisnis dari segmen yang relatif baru dikembangkan yaitu pensiunan. “Ruang untuk tumbuh pada segmen ini masih sangat terbuka,"ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/7/2016).

Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen UKM yang mencapai 29,71% menjadi Rp30,5 triliun dari Semester I tahun lalu sebesar Rp23,5 triliun. Pertumbuhan segmen UKM ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit di sektor perdagangan.

Pertumbuhan kredit Perseroan juga diikuti oleh kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang tumbuh sebesar 39,75% secara year on-year menjadi Rp1,3 triliun. Kondisi tersebut menunjukkan pertumbuhan bisnis perseroan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Kemampuan perseroan untuk menyalurkan kredit tersebut didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang terus meningkat. Posisi DPK Bank Bukopin tumbuh 9,44% menjadi Rp77,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp70,7 triliun. 

Dari total DPK yang berhasil dihimpun Perseroan, sebesar Rp20,3 triliun merupakan Tabungan, sementara posisi Giro sebesar Rp7 triliun dan Deposito mencapai Rp50,1 triliun.

Pada periode tersebut, ekuitas Perseroan tumbuh 25,58% secara year-on-year menjadi Rp9,0 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp7,2 triliun.

“Pada semester kedua tahun ini kami berharap perekonomian nasional maupun global semakin membaik sehingga kinerja kami dapat lebih ditingkatkan lagi,” papar Glen.

Dengan pencapaian tersebut, hingga penghujung semester I/2016, total aset Bank Bukopin mencapai Rp97,1 triliun, meningkat 14,72% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp84,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper