Bisnis.com, JAKARTA – Setelah melakukan konsolidasi, PT Bank HSBC Indonesia pada semester I/2017 membukukan laba bersih Rp438,33 miliar, melesat 274% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp117,62 miliar.
Laba bank yang berpusat di Inggris tersebut ditopang oleh naiknya pendapatan bunga bersih menjadi Rp1,39 triliun, tumbuh 106% dibanding paruh pertama 2016 senilai Rp674,18 miliar.
Tingginya pendapatan bunga bersih mengerek laba oprasional perseroan pada tengah tahun ini menjadi Rp584,81 miliar. Perolehan tersebut melonjak dari capaian laba operasional pada 2016 diperiode yang sama sebesar Rp150,30 miliar, atau naik 289%.
Penyaluran kredit pun menunjukan kinerja positif dengan berada diposisi Rp61,03 triliun atau lebih baik dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2016 yaitu Rp18,59 triliun. Total aset perseroan yang dibukukan hingga Juni 2017 senilai RpRp104,87 triliun atau lebih tinggi ketimbang akhir tahun lalu yakni Rp26,53 triliun.
Sementara itu, rasio keuangan perseroan disisi net interest margin (NIM) berada dilevel 4,88% pada semester I/2017, berbanding 4,98% diperiode yang sama tahun lalu. Kemudian, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) masih tetap terjaga dengan memcatatkan perbaikan kualitas diangka 3,23% secara gross dibanding periode tahun lalu yaitu 4,24%.
HSBC Cabang Indonesia dengan anak usahanya PT Bank Ekonomi Raharja melakukan merger pada awal tahun ini. Setelah bergabung, bank tersebut memakai nama Bank HSBC Indonesia.