Bisnis.com, JAKARTA - Guna meminimalkan risiko adalah dengan memiliki asuransi. Memang terkadang seseorang takut memiliki asuransi lantaran pembayaran premi yang tidak murah.
Adakalanya, penghasilan yang minim membuat sebagian orang merasa takut membeli asuransi. Bahkan sudah survei sana-sini, tetapi belum bisa menemukan produk asurasi yang cocok.
Padahal, perencana keuangan OneShildt M. Andoko menilai dalam konteks perencanaan keuangan, asuransi jiwa menjadi pilar utama, karena bertujuan memproteksi aset terbesar yang kita miliki. Aset terbesar itu adalah diri kita sendiri.
Menurutnya, penghasilan yang pas-pasan sebetulnya bukan suatu alasan untuk menunda asuransi. “Kadang mereka yang masih single bisa memunda [membeli asuransi], tetapi itu bukan pilihan yang terbaik,” ungkapnya.
Dia mencontohkan anda memiliki penghasilan Rp5 juta per bulan. Katakan sejumlah uang tersebut adalah seluruh income untuk anak dan istri anda. Apabila anda mengikuti asuransi jiwa dengan uang pertanggungan misalnya Rp200 juta, maka jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, istri dan anak masih dapat hidup dengan biaya yang sama selama 40 bulan ke depan.
“Kalau kita kerja dan kita tidak ada bonus misalnya, sarannya gunakanlah yang bujet bulanan,” katanya.
Dengan demikian, penghasilan yang pas-pasan disarankan tetap membeli asuransi, dengan memilih produk asuransi jiwa yang lebih murah dengan cakupan proteksi yang lebih tinggi.
Namun, agar dapat merencanakan asuransi jiwa Anda seoptimal mungkin, Anda harus menentukan, apa tujuan Anda ingin mengambil asuransi jiwa, sehingga dapat lebih fokus dalam merencanakan asuransi jiwa jika memiliki dana yang terbatas.
“Karena prinsipnya ada cost ada benefitnya, kalau bayar lebih mahal harusnya benefitnya lebih tinggi,” kata Andoko.