Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menilai peluang penyaluran kredit pemilikan rumah masih sangat lebar. Pasalnya, saat ini, masih ada sekitar 11,38 juta penduduk Indonesia yang belum memiliki hunian.
Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengatakan, masih banyak ruang bagi perbankan untuk masuk ke pembiayaan pebutuhan developer. Developer masih lebih banyak menggunakan dana internal untuk kebutuhan pembangunan, adapun bank baru menempati porsi pembiayaan sebesar 23,16% saja.
Sementara untuk konsumen, saat ini baru 75% saja pembeli rumah yang menggunakan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR). Sisanya masih mengandalkan pembayaran secara tunai ataupun menggunakan fasilitas pendanaan lain.
“Sementara ini masih ada 11,38 juta orang yang belum memiliki rumah, peluang bank untuk masuk ke pembiayaan masih cukup besar,” katanya, Kamis (12/7/2018).
Budi menilai kebijakan pelonggaran loan to value (LTV) adalah stimulus yang baik bagi pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR). Namun, menurutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna memaksimalkan potensi dampak positif tersebut. Salah satunya adalah permasalahan proses pengurusan izin yang cukup lama bagi pengembang untuk mendirikan bangunan baru.
“Masalahnya, aturannya kepemilikan itu baru bisa diberikan jika pembangunan itu sudah selesai semuanya. Ini yang mungkin perlu perhatian banyak pihak,” ujarnya.
Baca Juga
Dia juga menyoroti penyediaan infrastruktur yang tidak merata untuk pembangunan di daerah. Permasalahan ini membuat biaya yang dibutuhkan untuk membangun hunian berbeda di setiap daerah.
“Misalnya, kami membangun di sini dengan di Papua beda [biayanya], materialnya juga beda, harganya juga berbeda, volume diskon yang ada belum bisa menekan harga dengan maksimal,” katanya.
Kendati masih terdapat sejumlah masalah yang perlu diperhatikan, dia menilai perbankan punya peluang yang cukup besar untuk menyalurkan lebih banyak pembiayaan kepada para developer maupun para calon pemilik hunian.