Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menyatakan kesiapannya menjadi integrator dalam menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan perumahan dan berperan lebih dalam penyediaan rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan bahwa sejak tahun 1976, perseroan telah menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan. Hingga saat ini, jumlah rumah yang terbangun dengan pembiayaan penyaluran dari perseroan telah mencapai sekitar sekitar 4,2 juta unit rumah.
"Kami telah menjadi market leader untuk bisnis pembiayaan perumahan. Bahkan untuk KPR [Kredit Pemilikah Rumah] bersubsidi kami mencapai 94%," katanya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (6/12).
Tahun ini, lanjutnya BTN menargetakan pembiayaan perumahan dapat mencapai mencapai 750.000 rumah. Dengan melihat kinerja saat ini perseroan optimistis target tersebut dapat tercapai, dan mendorong target lebih ekspansif tahun depan menjadi 850.000 rumah.
"Kebutuhan akan perumahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kelas menengah. Dan untuk itu peran para pengembang terus dibutuhkan," ujarnya.
Pemerintah, tambahnya, saat ini memiliki Program Satu Juta Rumah guna memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat yang terus bertumbuh. BTN membantu dari sisi pembiayaan, para pengembang membantu dari sisi penyediaan pasokan untuk mewujudkan program tersebut.
Tak hanya dari sisi supply pembiayaan dan pembangunan, pemerintah juga terlibat dalam peran sebagai pembuat kebijakan. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam pengalokasian subsidi yang disalurkanmelalui KPR subsidi bagi MBR.
"Penyediaan perumahan tidak hanya urusan bank sebagai penyedia pembiayaan atau pengembang sebagai supplier. Tapi itu juga butuh peran pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan iklim usaha yang kondusif dengan perijinan yang ramah," tuturnya.
Selain dalam upaya terus meningkatkan penyaluran KPR, Bank BTN terus mengembangkan potensi pasar yang ada dengan bergerak ke area digital. Bahkan untuk melayani segmen milenial, perseroan juga telah meluncurkan KPR milenial.
"Keterjangkauan BTN melalui outlet laku pandai, digital banking serta kerjasama dengan stakeholder tentunya akan memperkuat sumber pembiayaan," ujarnya.
Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN untuk MBR dalam program satu juta rumah mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp242,918 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp106,523 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp136,395 triliun. Pada 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp52,452 triliun.
Penyaluran KPR meningkat pada 2016, dengan total unit mencapai 595.566 unit senilai Rp63,995 triliun. Penyaluran kembali meningkat pada 2017 menjadi sebanyak 667.312 unit senilai Rp71,538 triliun.
Sementara itu, Senior Housing Specialist World Bank, Dao Harison mengungkapkan dalam era digital inovasi teknologi yang membantu menciptakan pasar baru (disruptive innovation) dalam membantu pemerintah Indonesia untuk pengembangan rumah terjangkau.
"Saya melihat dari sisi pengembangan pembiayaan, tujuan ini agar masyarakat mendapatkan rumah layak terjangkau artinya sesuai standar dan Indonesia berada di cincin api, maka diperlukan keamanan," ujarnya.
Ditambahkan, dengan pengembangan tekonologi juga bisa membuat rumah Hijau. Bank dunia juga sudah memiliki teknologi dalam pembangunan gedung agar bisa tahu seberapa besar hijaunya.
"Teknologi bisa membantu, bagaimana untuk bekerja, ini bukan sekedar profesi tapi juga perubahan," tegas Dao Harison.