Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) berupaya menjaga kualitas kredit dengan mengoptimalkan ekspansi kredit yang sehat untuk seluruh segmen debitur yakni korporasi, konsumer, ritel, dan mikro.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan bahwa sampai dengan kuartal I/2019, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net Bank Jatim berada pada level 0,7%, sedangkan rasio NPL gross pada level 3,46%.
“Penyumbang NPL terbesar berasal dari debitur di segmen komersil,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/4/2019).
Rasio NPL yang terjaga berjalan seiring dengan rasio risiko kredit atau loan at risk yang tercatat kian membaik. Per akhir kuartal I/2019, rasio loan at risk Bank Jatim tercatat sebesar 5,44%, turun dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 7,08%.
Ferdian menyampaikan bahwa Bank Jatim masih akan berupaya menurunkan rasio loan at risk sampai dengan kisaran 4,5% pada tahun ini. Guna mencapai target tersebut, perseroan akan melakukan optimalisasi ekspansi kredit yang sehat, baik kepada korporasi, juga di sektor konsumer, ritel, dan mikro.
"Bank Jatim juga akan melakukan optimalisasi penagihan yang efektif dan pelelangan terhadap aset agunan, melakukan optimalisasi penagihan klaim-klaim terhadap perusahaan penjaminan, serta melakukan penyempurnaan BPP [badan pengelola dan pengembangan]," katanya.
Baca Juga
Dengan penyempurnaan BPP, Bank Jatim dalam melakukan restrukrisasi kredit tidak berpedoman kepada sektor industri tetapi berpedoman kepada kemampuan bayar dan karakter debitur.