Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2019 Industri Multifinance Tertekan

Penyaluran pembiayaan di industri multifinance pada kuartal I/2019 dinilai berat. Kondisi itu terdampak perhelatan pemilihan umum dan realisasi kinerja industri otomotif.
Suasana salah satu kantor cabang perusahaan pembiayaan PT Federal International Finance atau FIFGroup./Bisnis.com
Suasana salah satu kantor cabang perusahaan pembiayaan PT Federal International Finance atau FIFGroup./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran pembiayaan di industri multifinance pada kuartal I/2019 dinilai berat. Kondisi itu terdampak perhelatan pemilihan umum dan realisasi kinerja industri otomotif.

Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengakui hal tersebut. “Kuartal I/2019 berat,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (5/5/2019).

Sebelumnya, Roni menjelaskan pada awal tahun, khususnya triwulan pertama, sektor multifinance dihadapkan pada tantangan berat seiring lesunya industri otomotif.

Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. Ini pun mencatatkan penurunan pembiayaan pada periode Januari – Februari 2019, yakni sekitar 6,5% (year-on-year/yoy) lebih rendah dari tahun lalu. Kondisi itu disebabkan oleh penurunan signifikan nilai booking pada Februari 2019, yakni hingga 11,6% (yoy).

Managing Director PT Indosurya Inti Finance (Indosurya Finance) Mulyadi Tjung juga menilai kinerja pembiayaan sangat terpengaruh oleh adanya agenda politik. “[Faktor utamanya] tahun politik. Menunggu kepastian hasil pemilu,” jelasnya.

Menurutnya, para pelaku bisnis masih menunggu kepastian sebelum berekspansi. Apalagi, fokus pembiayaan Indosurya Finance masih di sektor usaha mikro, kecil dan menengah melalui lini pembiayaan modal kerja dan investasi.

Grafis Piutang Pembiayaan Industri Multifinance (Rp Miliar)

Piutang Pembiayaan

Maret 2018

Maret 2019

Pertumbuhan

Piutang Pembiayaan - Neto

                  419.204

                  440.862

5,17%

a. Piutang Pembiayaan Konvensional - Neto

                  392.935

                  422.808

7,60%

i. Piutang Pembiayaan Investasi - Neto

                  124.048

                  137.267

10,66%

ii. Piutang Pembiayaan Modal Kerja - Neto

                     22.847

                     23.399

2,42%

iii. Piutang Pembiayaan Multiguna - Neto

                  245.904

                  262.010

6,55%

iv. Piutang Pembiayaan Lainnya Berdasarkan Persetujuan OJK - Neto

                           135

                           132

-2,60%

b. Piutang Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah - Neto

                     26.268

                     18.053

-31,27%

i. Piutang Pembiayaan Jual Beli Berdasarkan Prinsip Syariah - Neto

                     22.809

                     15.191

-33,40%

ii. Piutang Pembiayaan Investasi Berdasarkan Prinsip Syariah - Neto

                             18

                             41

128,77%

iii. Piutang Pembiayaan Jasa Berdasarkan Prinsip Syariah - Neto

                       3.442

                       2.822

-18,02%

Sumber: OJK

Sebelumnya, PT Federal International Finance (FIF Group) masih mampu merealisasikan pertumbuhan pemasaran pada kuartal I/2019.

“Kinerja FIF mambaik karena pada akhir kuartal I/2019 ini, aset pembiayaan yang disalurkan oleh FIF bertumbuh sebesar 10% dibandingkan posisi akhir kuartal I tahun lalu,” ujar Direktur FIF Group Hugeng Gozali.

Perusahaan pembiayaan yang merupakan salah satu anak usaha Astra Group ini bahkan membukukan laba senilai Rp604,40 miliar pada kuartal I/2019. Realisasi itu bertumbuh 11,61% dibandingkan laba periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp541,52 miliar.

Data Otoritas Jasa Keuangan tentang statistik lembaga pembiayaan menunjukkan hingga triwulan I/2019, total piutang pembiayaan bersih sektor jasa keuangan ini bertumbuh 5,17% (year-on-year/yoy) menjadi Rp440,86 triliun.

Bila diperinci, piutang pembiayaan bersih dari segmen konvensional tercatat senilai Rp422,81 triliun, sedangkan selebihnya, Rp18,05 triliun bersumber dari pembiayaan syariah.

Untuk segmen konvensional, piutang pembiayaan bersih masih dominan berasal dari lini bisnis muliguna, yakni senilai Rp262,01 triliun. Piutang jenis pembiayaan ini tumbuh 6,55% (yoy).

Piutang pembiayaan investasi tumbuh 10,66% (yoy) menjadi Rp137,27 triliun, sedangkan piutang pembiayaan modal kerja naik 2,42% (yoy) menjadi Rp23,40 triliun. Sebaliknya, piutang pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK turun 2,60% (yoy) menjadi Rp132 miliar.

Adapun, piutang pembiayaan bersih berdasarkan prinsip syariah yang tercatat senilai Rp18,05 triliun itu turun 31,27% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper