Bisnis.com, JAKARTA — Nilai aset PT Bank of India Indonesia Tbk. mengalami penurunan akibat aksi hapus buku kredit bermasalah yang mereka lakukan dalam kurun setahun terakhir.
Berdasarkan laporan kinerja kuartal III/2019, nilai aset Bank of India tercatat turun 12,64% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp3,80 triliun. Penurunan nilai aset ini juga diikuti penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang berkurang.
“Total aset turun karena pelunasan kredit, hapus buku kredit bermasalah yang membuat hal ini terjadi,” ujar Direktur Kepatuhan Bank of India Primasura Pandu di kantornya, Selasa (22/10/2019).
Menurut Primasura, nilai kredit yang dihapus buku perseroan sejak awal tahun telah mencapai Rp53 miliar. Bank of India juga telah melakukan pengambilalihan agunan (AYDA/Agunan yang Diambil Alih) atas kredit bermasalah dengan nilai mencapai Rp100 miliar.
Primasura juga menyebut ada ratusan miliar kredit bermasalah yang sudah dipindahtangankan dengan cessie.
Aset Bank of India juga tertekan penurunan nilai kredit yang disalurkan. Bank of India pada periode yang sama tercatat mengalami penurunan penyaluran kredit hingga 15,18% yoy menjadi Rp2,01 triliun.
Penurunan juga terjadi dalam penghimpunan DPK. Nilai dana masyarakat yang dihimpun Bank of India hingga akhir September 2019 turun 16,9% menjadi Rp2,36 triliun.
“Kondisi perekonomian di 2018 dan 2019 sampai September relatif stagnan. Ini juga diakui Perbanas dan rata-rata perbankan mengalami stagnan, dan kadang diikuti kenaikan NPL [non-performing loan). Tapi bisa dilihat walau [kredit] kami stagnan tapi kami bisa tekan NPL sampai 4,4%,” ujarnya.