Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Turun, Defisit Neraca Pembayaran Asuransi dan Dana Pensiun Kembali Meningkat

Defisit neraca pembayaran jasa asuransi dan dana pensiun terus mencatatkan penurunan hingga 2018, tetapi kembali meningkat pada 2019.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit neraca pembayaran jasa asuransi dan dana pensiun terus mencatatkan penurunan hingga 2018, tetapi kembali meningkat pada 2019. Peningkatan kapasitas reasuransi dan kualitas industri asuransi dinilai dapat menjadi obat menekan defisit.

Berdasarkan data Bank Indonesia, neraca pembayaran jasa asuransi dan dana pensiun pada 2019 tercatat defisit US$709 juta. Catatan impor jasa asuransi dan pembiayaan senilai US$875 juta belum dapat diimbangi oleh ekspor jasa tersebut senilai US$167 juta.

Defisit neraca pembayaran 2019 tercatat meningkat dibandingkan dengan 2018 sebesar US$567 juta. Padahal, defisit terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir, dari 2015 yang masih sebesar US$888 juta hingga titik terendah pada 2018.

Ekspor pembayaran jasa asuransi dan dana pensiun terus mencatatkan pertumbuhan dalam lima tahun terakhri, dari US$54 juta pada 2015 menjadi US$167 juta pada 2019, tumbuh tiga kali lipat. Namun, capaian itu belum dapat mengimbangi catatan impor jasa tersebut.

Kepala Pengawasan Departemen IKNB 2A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah menyampaikan bahwa pihaknya masih mengaji pergerakan neraca pembayaran pada 2019 tersebut. Namun, menurutnya, defisit biasanya disebabkan oleh besarnya premi reasuransi ke luar negeri.

"Biasanya selisih premi reasuransi ke luar negeri itu lebih besar daripada pembayaran klaim atau premi inward yang diterima asuransi di dalam negeri," ujar Nasrullah kepada Bisnis, Minggu (16/2/2020).

Adapun, dia menjelaskan bahwa penurunan defisit yang terjadi selama ini antara lain disebabkan oleh sudah banyaknya perusahaan reasuransi di dalam negeri yang mau menahan risiko lebih besar. Hal tersebut membuat porsi reasuransi ke luar negeri semakin sedikit.

Meskipun begitu, Nasrullah menggaris bawahi kapasitas permodalan reasuransi di dalam negeri yang masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi pertumbuhan pertanggungan yang semakin meningkat. Hal tersebut perlu menjadi perhatian agar dapat terus menekan defisit neraca pembayaran.

"Maka keberadaan reasuransi luar negeri untuk diversifikasi risiko masih sangat dibutuhkan oleh perusahaan asuransi umum maupun reasuransi dalam negeri," ujar dia.

Menurut Nasrullah, industri di dalam negeri telah berupaya untuk terus menekan defisit, salah satunya dengan memperkuat kapasitas modal perusahaan reasuransi. Namun, upaya tersebut menurutnya tidak cukup, perusahaan asuransi dan reasuransi menurutnya perlu terus meningkatkan kualitas bisnis.

"Perusahaan perlu meningkatkan profesionalismenya, proses seleksi risiko atau underwriting yang proper, SDM yang unggul, tata kelola perusahaan, infrastruktur, dan sistem teknologi informasi yang baik," ujar Nasrullah.

Selain itu, peningkatan kinerja perusahaan, khususnya pelayanan kepada nasabah menjadi aspek yang dan yang lebih penting lagi dalam menekan defisit neraca pembayaran asuransi dan dana pensiun. Perusahaan harus dapat meningkatkan proses klaim menjadi cepat dan sederhana.

Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas reasuransi yang berpengaruh terhadap defisit. Bahkan, jika pengembangan terus berlangsung, Nasrullah menilai bahwa perusahaan reasuransi dapat berkiprah di kancah regional, bukan hanya memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper