Bisnis.com, JAKARTA - Laba bersih PT Bank Syariah Mandiri (BSM) melonjak sepanjang tahun lalu dengan pertumbuhan sebesar 110,67 persen secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Senin (17/2/2020), anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp1,27 triliun per 31 Desember 2019. Sementara, pada periode yang sama tahun sebelumnya laba bersih yang dicatatkan senilai Rp605,21 miliar.
Pertumbuhan laba bersih tersebut dibarengi dengan kenaikan nilai aset sebesar 14,19 persen yoy dari Rp98,34 triliun menjadi Rp112,29 triliun. Total liabilitas BSM tercatat tumbuh 14,11 persen yoy dari Rp90,301 triliun menjadi Rp103,046 triliun.
Dari sisi kualitas aset, rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif perseroan menurun dari 2,48 persen pada 31 Desember 2018 menjadi 1,89 persen pada 31 Desember 2019.
Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross tercatat menurun 0,84 basis poin menjadi 2,44 persen yoy pada akhir tahun lalu dari 3,28 persen. Begitu juga dengan NPF net yang turun 0,56 basis poin menjadi 1,00 persen dari 1,56 persen.
Rasio tingkat pengembalian asset (return on assets/ROA) juga tumbuh 1,69 persen pada 31 Desember 2019 lebih tinggi dari realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar 0,88 persen. Sementara itu, return on equity (ROE) tumbuh sebesar 15,65 persen yoy.
Baca Juga
Net operating margin (NOM) meningkat 1,85 persen pada 31 Desember 2019 dibandingkan periode sama tahun lalu. Rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) menurun dari 77,25 persen pada 31 Desember 2018 menjadi 75,54 persen pada 31 Desember 2019.
Kondisi keuangan tersebut juga diikuti dengan penurunan rasio efisiensi. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BSM tercatat sebesar 82,89 persen pada 31 Desember 2019 turun dari realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar 91,16 persen.