Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Butuh Likuiditas Percepat Penurunan Bunga KPR

Keberadaan dana murah membuat perbankan memiliki keleluasaan untuk menurunkan suku bunga pinjaman termasuk kredit pemilikan rumah (KPR)
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan mencari dana murah untuk merealisasikan penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).


Direktur Bisnis Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan kredit pemilikan rumah menjadi salah satu lini yang diincar pertumbuhannya oleh perusahaan. CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan KPR sebesar dua digit atau lebih dari 12,5 persen. Tahun lalu plafond kredit pemilikan rumah (KPR) diikucurkan perusahaan mencapai Rp33,78 triliun.

Lani menyebutkan suku bunga kompetitif selalu dihadirkan oleh perseroan. Termasuk langkah ke depan dimana suku bunga KPR akan semakin ketat seiring langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan.

"Tentu saja masih ada kemungkinan [bunga KPR turun] dan kami harapkan bisa apabila cost of fund bisa segera turun," katanya kepada Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Meski begitu ia menyebutkan jadwal penurunan suku bunga kredit belum dapat diprediksi. Apalagi saat yang sama dampak virus corona mulai mengganggu ekonomi riil.


"Kalau KPR belum, digitalisasi loan kami laksanakan sendiri yaitu kredit pemilikan mobil ataupun kredit kendaraan bermotor lewat anak perusahaan kami CNAF [CIMB Niaga Auto Finance]," sebutnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan suku bunga hanya satu dari sekian faktor yang merangsang penyaluran KPR. Kenyamanan dalam berkomunikasi dengan lembaga keuangan dinilai sebagai salah satu faktor yang juga dipertimbangkan nasabah.

Menurutnya, CIMB Niaga telah melakukan penurunan suku bunga sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia.

Suku bunga yang ditawarkan CIMB Niaga saat ini yakni 6,75 persen untuk fixed 3 tahun hingga 8 persen untuk fixed 5 tahun lewat primary developer.  

"Faktor lain adalah bagimana orang berinvestasi, apakah timing tepat. Bunga agak turun tentu merangsang, tapi lihat dari semua. Dari global ekonomi bagaimana," katanya.

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan kemungkinan penurunan suku bunga KPR selalu ada. Hanya saja, kondisi pasar menjadi pertimbangan khusus bagi BCA dalam melakukan kebijakan tersebut.

BCA melihat penetapan bunga KPR yang dilakukan BCA sudah sangat baik ditengah kondisi saat ini. Adapun bunga KPR BCA adalah sebesar 4,64 persen untuk tetap 1 tahun, 5,63 persen untuk 2 tahun, 6 persen untuk 3 tahun, dan 7 persen untuk fixed 5 tahun.

"Untuk pricing saya pikir sudah baik ya. Jadi kita akan melihat pasar," katanya kepada Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memproyeksikan akan terjadi penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 25 hingga 50 basis poin. Keputusan tersebut baru bisa dipastikan pada kuartal II/2020.

EVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo mengatakan saat ini nasabah sebagain besar melirik KPR dengan ticket size sekitar Rp350 juta sampai dengan Rp400 juta. Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan penyaluran KPR sebesar Rp11 triliun hingga Rp12 triliun atau tumbuh 8 persen sampai 10 persen.

Adapun tahun lalu, penyaluran KPR Bank Mandiri tumbuh 2,8 persen menjadi Rp44,3 triliun.

Menurutnya, soal penurunan suku bunga masih melihat isu likuditas. Pasalnya, dengan ketatnya likuiditas, bunga deposito akan menjadi semakin mahal.

"Kita lihat di kuartal II/2020. Dananya belum tentu ada, orang kan belum mau nabung, dananya disimpan," katanya, Kamis (27/2/2020).

Saat ini Bank Mandiri mengadakan promo khusus bunga KPR sebesar 4,59 persen fix selama satu tahun dan 5,99 persen untuk fix tiga tahun yang dapat ditemui dalam Property Expo sampai 28 Februari 2020. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki produk lain yakni bunga KPR 9,99 persen fi selama 10 tahun.

Selain itu, ada pula KPR dengan bunga floating yang sebesar 11,5 persen sampai dengan 12,5 persen.


Adapun Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Januari 2020 memutuskan untuk menurunkan kembali suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.

Perinciannya, suku bunga deposit sebesar 4,00 persen, dan suku bunga pinjaman sebesar 5,50 persen. Penurunan tersebut dimaksudkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper