Bisnis.com, JAKARTA - Pengaplikasian standar nasional kode respons cepat (Quick Response Code Indonesia Standard/QRIS) untuk konsumen direncanakan akan meluncur pada tahun ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia. QRIS untuk konsumen ini bernama consumer-presented mode. Dalam sistem ini, konsumen yang akan menampilkan QR Code pembayaran untuk dipindai oleh penjual atau merchant ketika melakukan transaksi pembayaran.
Saat ini metode QRIS yang berlaku adalah merchant presented mode (MPM). Bank Indonesia mencatat ada 2,6 juta dari 65 juta micro merchant atau UMKM di seluruh provinsi yang sudah mengadopsi QRIS hingga akhir Januari 2020.
Ketua Komite VII Pengelola Standar Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Santoso Liem mengatakan metode consumer presented mode akan dapat meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia daripada merchant presented mode.
Pasalnya, tidak semua masyarakat Indonesia memiliki smartphone untuk melakukan pemindaian pada QR code yang disediakan oleh merchant.
Consumer presented mode akan membuat setiap masyarakat, bahkan yang tidak memiliki smartphone, mempunyai QR code. Dari QR code tersebut, setiap transaksi yang dilakukan konsumen, penjual tinggal melakukan pemindaian.
Baca Juga
Santoso, yang juga menjabat sebagai Direktur Bank BCA, mengatakan metode consumer presented mode saat ini sedang memasuki tahap pilot project antara industri dan regulator. Dalam waktu dekat, pilot project juga akan dilakukan secara sistem.
Rencananya, pada tahun ini, Bank Indonesia akan memberikan pengumuman langsung mengenai rencana tersebut.
"Saat ini sedang dilakukan pilot project bersama industri dan inisiasi Bank Indonesia. Kapan diluncurkan, tentunya Bank Indonesia akan menetapkannya setelah mendapat masukan atau kesiapan Industri," katanya kepada Bisnis, Senin (2/3/2020).
Metode consumer presented mode akan membuat investasi teknologi di merchant meningkat dibandingkan merchant presented mode. Pasalnya, bank perlu menyiapkan investasi khusus untuk dapat memindai setiap QR Code yang dimiliki masyarakat.
Berbeda, dengan merchant presented mode, pihak yang melakukan investasi lewat menyediakan smartphone adalah masyarakat. Sementara itu, QR code yang dimiliki masyarakat nantinya akan disiapkan oleh masing-masing bank.
"Untuk itu tentunya kebutuhan kemampuan tersebut butuh investasi. Untuk besarnya investasi tentunya akan berbeda-beda tergantung pada alat yang dipilih dan teknologinya," katanya.