Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk. optimistis kinerja fungsi intermediasi tetap terjaga di tengah tantangan ekonomi dan penyebaran virus corona.
Direktur Utama Bank Amar Vishal Tulsian menyebutkan perseroan memiliki basis debitur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang cukup kuat dan luas.
"Jadi, kami masih cukup optimistis pinjaman Bank Amar, khususnya untuk UMKM diperkirakan akan terus meningkat terutama karena permintaan yang masih kuat," katanya, Rabu (4/3/2020).
Meski demikian, Vishal tak menampik virus corona saat ini akan berdampak pada ekonomi dunia, termasuk Indonesia, karena keterkaitan ekonomi yang cukup kuat.
"Untungnya, Bank Indonesia telah mengambil langkah bijaksana untuk meningkatkan likuiditas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk dampak lebih optimal pada perekonomian, maka beberapa perubahan struktural untuk mendorong produksi dalam negeri dan ekspor menjadi sangat diperlukan," imbuhnya.
Adapun, kinerja emiten berkode AMAR ini tergolong cukup progresif. Pada kuartal ketiga tahun lalu, fungsi intermediasi perseroan tumbuh 32,39 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,75 triliun.
Baca Juga
Manajemen bahkan mengklaim total pembiayaan di teknologi finansialnya Tunaiku telah mencapai Rp2 triliun per Desember tahun lalu.
Walau masih memiliki baki yang lebih kecil dibandingkan dengan kredit, dana pihak ketiga (DPK) Bank Amar tumbuh 60,97 persen yoy menjadi Rp1,55 triliun.
Sementara itu, porsi kredit UMKM Bank Amar mencapai 28,09 persen. Namun, porsi debitur UMKM terhadap total debitur keseluruhan perseroan mencapai 44,67 persen.