Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) menargetkan dapat memiliki modal inti Rp3 triliun pada 2022.
Kepala Humas Bank Nagari Aulia Alfadil mengatakan penambahan modal ini akan terwujud jika seluruh pemegang saham yakni pemerintah daerah kabupaten kota dan provinsi menambah modal sesuai porsi saham masing-masing.
“Penambahan modal inti tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi keuangan masing-masing daerah,” kata Aulia, Kamis (19/3/2020).
Saat ini besaran modal inti Bank Nagari pada 2019 sebesar Rp2,9 triliun. Jumlah ini naik 11 persen dari realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,6 triliun.
Aulia menyebutkan selain penambahan modal, Bank Nagari sedang menyiapkan progress konversi menjadi bank umum syariah (BUS) pada Januari 2021 atau paling lambat 30 November 2022.Perusahaan juga sedang berkonsentrasi pencegahan virus corona atau Covid-19.
Saat ini komposisi kepemilikan Bank Nagari yakni pemerintah provinsi Sumatera Barat sebesar 32 persen, Pemerintah kabupaten se-Sumatera Barat sebesar 40,9 persen, pemerintah kota se Sumatera Barat 24,9 persen, dan koperasi karyawan 2 persen.
"Saat ini masih membahas perizinan serta persiapan konversi. Belum sampai ke permodalan," katanya.
Menurutnya, karena masih mengandalkan pemerintah daerah, kerap kali penambahan modal inti yang diajukan manajemen tidak sesuai harapan kebutuhan.
"Dan ini berkaitan dengan kondisi keuangan daerah masing-masing dan harus minta persetujuan DPRD Kota atau DPRD provinsi," katanya.