Bisnis.com, JAKARTA -- Harga pembelian saham atau akuisisi PT Bank Permata Tbk. oleh Bangkok Bank mengalami perubahan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, PT Astra International Tbk. menyatakan melakukan penandatanganan amandement to conditional share purchase agreement bersama Standard Chartered Bank dan Bangkok Bank Public Company Limited pada 20 April 2020.
Dalam perjanjian jual beli saham bersyarat kali ini, harga beli Bank Permata berubah dari 1,77 kali price to book value (PBV), yang terdapat pada CSPA yang ditandatangani pada 12 Desember 2019, menjadi 1,63 kali PBV pada amendment letter.
Dalam informasi yang ditandatangani oleh Sekretaris Perusahaan Astra International Gita Tiffani tersebut tertulis penyesuaian harga bergantung pada penyelesaian transaksi pada atau sebelum 30 Juni 2020.
"Jika hal tersebut tidak terjadi, maka amandement letter tersebut menjadi batal dan tidak berlaku, sehingga ketentuan yang berlaku adalah CSPA awal," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (20/4/2020).
Adapun, dia menyebutkan tidak ada dampak material dari perubahan transaksi ini terhadap kelangsungan usaha perseroan. Setelah penyelesaian transaksi, emiten dengan kode saham ASII ini tidak akan lagi memiliki saham pada emiten bank bersandi BNLI tersebut.
Baca Juga
Selain itu juga disampaikan tidak ada perubahan informasi tentang penggunaan dana yang diterima dari transaksi sebagaimana disebutkan pada keterbukaan pada 12 Desember 2019.
Sebagai informasi, Bangkok Bank sudah mendapatkan restu dari pemegang saham untuk mengakuisisi Bank Permata, melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (5/3/2020).
Lampu hijau dari RUPS merupakan kelanjutan perjanjian pada 12 Desember 2019, di mana Bangkok Bank telah melakukan CSPA dengan Standard Chartered Bank dan Astra International untuk membeli saham keduanya di Bank Permata.
Kedua entitas tersebut memiliki total saham emiten dengan kode BNLI tersebut sebesar 89,12 persen, atau masing-masing sebesar 44,56 persen.
Setelah mendapatkan restu untuk menyelesaikan transaksi ini, Bangkok Bank bakal menggelar mandatory tender offer untuk sisa saham Bank Permata, di mana Bangkok Bank berpotensi mengambil hingga 100 persen saham Bank Permata dengan total nilai Rp42 triliun.
Setelah transaksi ini resmi, Bangkok Bank juga bakal memiliki anak usaha BNLI, PT Sahabat Finansial Keluarga, yang 99,998 persen sahamnya dimiliki Bank Permata.
Selain kedua perusahaan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menyetujui rencana akuisisi tersebut.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan bahwa seluruh rencana akuisisi saham Permata oleh Bangkok Bank sejauh ini telah berada pada jalur yang tepat.
Sementara itu, Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich dalam wawancaranya dengan Bangkok Post, yang dilansir Sabtu (7/3/2020) menyebutkan setelah akuisisi selesai yang diperkirakan pada kuartal III/2020, maka perusahaan akan melakukan aksi lanjutan berupa penggabungan cabang Bangkok Bank di Indonesia.
Menurutnya, aksi penggabungan ini akan dilakukan setelah proses akuisisi rampung dilakukan. Dalam wawancara itu disebutkan Bangkok Bank memiliki 100 karyawan dan 3 cabang di Indonesia, sedangkan BNLI mempunyai 332 cabang dengan sekitar 7.000 staf.
Dia menyebutkan tidak akan ada progam pengurangan karyawan dikarenakan perusahaan menilai tidak akan ada karyawan yang tumpang tindih.
Chartsiri juga menepis laporan media di Indonesia bahwa Bangkok Bank akan membeli bank lain. Perusahaan, menurutnya, tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi bank lain di Indonesia atau di negara lain mana pun dalam waktu dekat.
Dia menegaskan strategi utama perusahaan adalah pertumbuhan organik. Kendati demikian, perusahaan terbuka atas semua peluang yang ada.