Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Ekonomi Sepi, Pertumbuhan Uang Kartal dan Transaksi Digital Melambat

Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan uang kartal yang diedarkan (UYD) mulai melambat dipengaruhi strategi bank yang menyimpan lebih sedikit persediaan uang kartal.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan uang kartal yang diedarkan (UYD) mulai melambat dipengaruhi strategi bank yang menyimpan lebih sedikit persediaan uang kartal.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan UYD mengalami tercatat melambat menjadi 6,3% (yoy) pada kuartal pertama tahun ini. “Strategi bank yang menyimpan lebih sedikit persediaan uang kartal menjadi penyebab utama perlambatan ini,” katanya, Selasa (19/5/2020).

Sementara itu, lanjut Perry, transaksi nontunai menggunakan ATM, Kartu Debit, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik pada Maret 2020 pun ikut menurun 4,7% secara year-on-year (yoy). Hal ini, menurutnya merupakan dampak negatif dari menurunnya aktivitas ekonomi pada masyarakat.

Namun, khusus untuk transaksi uang elektronik masih tetap tumbuh tinggi yakni 67,9% yoy dan volume transaksi digital banking juga tumbuh lebih cepat mencapai 60,8% yoy. “Perkembangan terakhir ini dipengaruhi meningkatnya transaksi ekonomi dan keuangan digital di era pandemi.”

Perry melanjutkan Bank Indonesia terus meningkatkan peran sistem pembayaran dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi di periode pandemi virus corona.

“Untuk itu, Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi layanan keuangan dengan memperluas akses dan literasi keuangan melalui pembayaran digital, termasuk kelanjutan dukungan BI pada penyaluran program bansos non-tunai,” ujarnya.

Sebagai persiapan menyambut Hari Raya Idulfitri, Bank Indonesia pun akan terus memperkuat kesiapan operasional, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.

“Baik yang diselenggarakan Bank Indonesia maupun penyelenggara jasa sistem pembayaran. Kami juga memastikan penyediaan uang layak edar yang higienis,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper