Bisnis.com, JAKARTA – Industri dompet digital diprediksi bakal moncer selama era kenormalan baru (new normal), lantaran masyarakat mulai terbiasa melakukan transaksi nontunai selama pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif Socio Economic Educational Business Institute Dianta Sebayang mengatakan bahwa dompet digital memiliki inovasi dua langkah verifikasi, yaitu kombinasi antara QR Code dan kode pin untuk meningkatkan keamanaan pengguna. Hal ini menjadikan dompet digital makin berpeluang untuk menjadi instrumen transaksi di era normal baru.
“Selain itu strategi perluasan kolaborasi jaringan merchant dengan dompet digital dan melakukan pemberian diskon terhadap barang yang dikonsumsi menjadi stimulus adanya kegiatan transaksi,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis, (28/5/2020).
Dianta optimis bahwa kecenderungan penggunaan dompet digital akan meningkat di era normal baru, karena masyarakat makin luwes dalam bertransaksi secara nontunai.
“Menariknya konsumen Indonesia mengalami lompatan kuantum dalam penggunaan transaksi dari tunai ke dompet digital, di mana negara lain umumnya mulai dari kartu lalu ke dompet digital. Perkiraan saya [transaksi] akan meningkat antara 10—20 persen sejak mulai dari kebijakan Work from Home hingga menuju new normal,” jelasnya.
Berdasarkan riset RedSeer pada Mei 2020, menyebutkan bahwa Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap pembelanjaan dalam layanan daring di Indonesia pada kuartal I/2020.
Baca Juga
Kemudian, dari sisi aktivitas masyarakat dalam transaksi menggunakan dompet digital terjadi peningkatan signifikan. Di mana pada kuartal I/2019, transaksi pembayaran di platform dagang-el menggunakan dompet digital memiliki porsi 7 persen dari total transaksi ada. Namun pada kuartal I/2020, porsi penggunaan dompet digital meningkat menjadi 22 persen.
Dalam riset tersebut konsumen lebih suka menggunakan pembayaran dompet untuk memastikan pengiriman tanpa kontak dan mendapat manfaat dari promo cashback
Menanggapi hal itu, CMO LinkAja Edward Kilian Suwignyo melihat bahwa kebutuhan untuk transaksi non tunai akan makin dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk itu, dia tengah melakukan inovasi dan strategi untuk menggenjot konsumsi dan transaksi masyarakat.
“Untuk dapat memenuhi kebutuhan, kami menyediakan pembayaran non-tunai untuk moda transportasi umum, SPBU Pertamina, jaringan minimarket ritel nasional dan lokal, kebutuhan rumah tangga, dan kebutuhan produk digital seperti pulsa, karena kami sadar bahwa peluang transaksi masyarakat tidak terbatas,” jelasnya.
Menurutnya, dompet digital memungkinkan perputaran ekonomi yang lebih cepat dan lebih besar di berbagai tempat.
“Kami optimis [dompet digital jadi stimulus transaksi masyarakat] ditambah lagi bahwa hanya diperlukan smartphone dan jaringan internet untuk bisa melakukan transaksi elektronik ini, menyebabkan percepatan perputaran ekonomi ini bisa terjadi hingga ke pelosok di seluruh Indonesia dan memberi dampak ekonomi yang lebih besar,” tuturnya.
Sementara itu, Chief Technology Officer DANA, Norman Sasono merefleksikan bahwa adanya peningkatan trafik transaksi dari oleh penggunanya.
“Dana mencatatkan terjadi kenaikan transaksi 15 persen selama pandemi Covid-19, di mana 94 persen dari total transaksi yang dilakukan dengan menggunakan dompet digital DANA berupa transaksi daring dan 6 persenberupa transaksi offline dengan menggunakan QR Code,” jelasnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan transaksi melalui dompet digital makin diminati.