Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. melakukan penyesuaian level kewenangan yang dalam keputusan restrukturisasi untuk mempercepat proses tersebut.
Adapun hingga 7 Juni 2020, Bank Mandiri sudah menyetujui restrukturisasi sebanyak 404.000 debitur dengan baki debet mencapai Rp99 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp51,6 triliun merupakan segmen wholesale banking, korporasi, dan commercial banking. Sisanya, sebanyak Rp47,3 triliun berasal dari segmen ritel, UMKM, KPR, maupun KSM.
SVP Corporate Risk Bank Mandiri Danis Subyantoro mengatakan, dengan banyaknya debitur yang mengajukan restrukturisasi, ada satu unit yang tidak dilibatkan oleh perseroan dalam memutuskan restrukturisasi. Sebelumnya, dalam kondisi normal, Bank Mandiri akan melibatkan unit bisnis, risk, dan special asset management dalam memutuskan restrukturisasi.
Sementara itu, saat ini, unit special asset management tidak dilibatkan karena debitur yang direstrukturisasi berkatagori sehat tetapi terdampak pandemi Covid-19.
Selain itu, Bank Mandiri juga melakukan penyesuaian level kewenangan dalam keputusan restrukturisasi. Pada kondisi normal, keputusan restrukturisasi kewenangannya berasal dari level atas. Namun, khusus selama pandemi, kewenangan restrukturisasi hanya pada komite kredit biasa.
"Restrukturisasi yang kami lakukan tunduk pada POJK 11 yang menentukan sektor mana saja, langsung maupun tidak langsung. Pengertian tidak langsung kita jaga benar supaya tidak terjadi moral hazard," katanya, Kamis (18/6/2020).
Selain dengan restrukturisasi, strategi Bank Mandiri untuk tetap bisa tumbuh di tengah kondisi saat ini adalah dengan sangat selektif menyalurkan kredit. Dengan selektif menyalurkan kredit, Bank Mandiri berupaya untuk tetap tumbuh secara berkualitas.
"Kita benar-benar pilih sektor tidak terdampak atau sedikit terdampak dan debitur kuat untuk bayar tagihan," katanya.
Bank Mandiri Percepat Restrukturisasi, Ini Langkahnya
Per 7 Juni 2020, Bank Mandiri sudah menyetujui restrukturisasi sebanyak 404.000 debitur dengan baki debet Rp99 triliun. Perinciannya, sebanyak Rp51,6 triliun merupakan segmen wholesale banking, korporasi, dan commercial banking. Sisanya, sebanyak Rp47,3 triliun berasal dari segmen ritel, UMKM, KPR, maupun KSM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ni Putu Eka Wiratmini
Editor : Ropesta Sitorus
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

26 menit yang lalu
Bisikan Boy Thohir Soal Jurus Alamtri ADRO Tangkap Cuan Ekonomi Hijau

56 menit yang lalu
Susut Karyawan Emiten Sasaran Boikot (UNVR, MAPB, PZZA, dan FAST)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

51 menit yang lalu
Rosan Pimpin Sinergi Danantara-BSI, Genjot Ekonomi Syariah Nasional

1 jam yang lalu
OJK Catat Penetrasi Asuransi Baru 2,72% per Februari 2025

2 jam yang lalu
Capella Multidana Bukukan Laba Rp14,57 Miliar pada 2024
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
