Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Nilai Restrukturisasi Jatuh Tempo Jadi Tantangan Tahun Depan

Hingga Juni 2020, Bank Mandiri telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 500.000 rekening dengan nilai mencapai Rp100 triliun.
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menilai tahun depan akan menjadi tantangan bagi perseroan karena restrukturisasi kredit memasuki masa jatuh tempo.

Hingga Juni 2020, perseroan telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 500.000 rekening dengan nilai mencapai Rp100 triliun.

Direktur Operation Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan sasaran restrukturisasi kredit yang akan dilakukan perseroan mencapai Rp180 triliun. Realisasi restrukturisasi saat ini yang mencapai Rp100 triliun telah dilakukan sejak Maret hingga Juni 2020.

Menurutnya, kebijakan restrukturisasi kredit tersebut tidak hanya akan membantu debitur, tetapi juga perbankan. Pasalnya, dengan relaksasi restrukturisasi, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bisa dijaga untuk tidak tumbuh tajam.

Begitu juga perbankan tidak perlu boros dengan melakukan pembentukan biaya pencadangan yang minimal.

Hanya saja, tahun depan merupakan pekerjaan rumah bagi perbankan. Pasalnya, pelonggaran restrukturisasi hanya dilakukan selama satu tahun sehingga pada 2021 perbankan perlu bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan yang ada atas restrukturisasi kredit yang jatuh tempo.

"Tahun depan jadi real game setelah pelonggaran jatuh tempo, semua debitur usahanya menurun dan kami maklumi," katanya, Selasa (30/6/2020).

Restrukturisasi pun akan terus berjalan menyesuaikan permintaan dari debitur. Debitur yang akan mendapatkan restrukturisasi adalah yang terdampak Covid-19 sehingga akan memberikan nafas lebih panjang lagi bagi sektor usaha.

"Sasaran kami capai Rp180 triliun dan ini sudah beres Rp100 triliun, diperkirakan masih akan jalan, tergantung demand," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper