Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank BUMN akan menghimpun tambahan likuiditas untuk mampu menyalurkan kredit senilai Rp90 triliun atas penempatan uang negara sebesar Rp30 triliun.
Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso mengatakan saat ini likuiditas perbankan mencukupi, apalagi ditambah dengan penempatan uang negara.
Hanya saja, target penyaluran kredit adalah senilai Rp90 triliun selama tiga bulan sedangkan penempatan uang negara hanya Rp30 triliun.
Sunarso pun menggambarkan sumber-sumber likuiditas yang memungkinkan diterima Bank BUMN untuk mencapai target penyaluran kredit senilai Rp90 triliun tersebut.
Nantinya, Bank Himbara akan kembali menghimpun dana senilai Rp60 triliun dari tabungan masyarakat untuk mampu menyalurkan kredit senilai Rp90 triliun.
“Kami berempat harus cari dana lagi Rp60 triliun, dari mana ya? ya dari masyarakat maka tabungan harus kita tumbuhkan juga,” katanya, Rabu (1/7/2020).
Baca Juga
Menurutnya, selain memastikan kecukupan likuiditas, dalam menyalurkan kredit senilai Rp90 triliun tersebut, Himbara juga optimistis akan ada pertumbuhan demand kredit. Apalagi, seiring dengan pembukaan kembali aktivitas ekonomi, dinilai akan mampu menumbuhkan permintaan kredit.
Adapun berdasarkan data Kementerian Keuangan, Bank Himbara telah melaporkan penggunaan dana dari penempatan uang negara yang senilai Rp30 triliun.
BRI rencananya akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung ekspansi kredit UMKM 6 bulan ke depan sebesar Rp122,50 triliun dengan komposisi segmen mikro sebesar 88,87% atau Rp108,80 triliun.
Bank Mandiri akan melakukan penyaluran kredit produktif, padat karya, ketahanan pangan, dan mendukung sistem logistik nasional dengan target Rp21 triliun.
Bank BNI akan melaksanakan ekspansi kredit pada sektor riil untuk korporasi, usaha menegah dan kecil serta consumer loan dalam 3 bulan ke depan senilai Rp15,04 triliun.
Bank BTN berencana penyaluran kredit pada Juli sampai Desember 2020 sebesar Rp30,03 triliun yang didominasi oleh penyaluran KPR serta kredit lainnya di sektor perumahan.
“Ke segmen mana kita salurkan, ke segmen dan sektor yang dobutuhkan dan ada demand yang ada, dimana itu di aktivitas ekonomi yang sudah mulai bergerak kembali,” katanya.