Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan syariah menghadapi sejumlah tantangan di era new normal agar bisa diterima sebagai salah satu solusi keuangan masyarakat.
Islamic Finance Advisory yang juga merupakan Managing Director of DVA Consulting Daud Vicary Abdullah mengatakan banyak persoalan yang dihadapkan saat menawarkan layanan syariah yakni mengenai kepercayaan. Padahal, mendapatkan layanan perbankan syariah tidak berarti seseorang harus merupakan muslim.
Selain itu, kondisi negara yang berbeda-beda juga membuat level pengembangan perbankan syariah tidak sama antar negara. Misalnya, Malaysia dengan mengadopsi sistem hukum Inggris cenderung lebih mudah menerapkan sistem keuangan syariah dibandingkan dengan Indonesia yang mengadopsi sistem hukum Belanda.
Kondisi infrastuktur hukum syariah yang berbeda-beda setiap negara mempengaruhi pengembangan industri syariah. Sistem hukum di Malaysia lebih mudah dalam mengadopsi konsep syariah dibandingkan dengan Indonesia.
Edukasi mengenai perbankan syariah menjadi hal penting karena akan mengubah persepsi keliru mengenai perbankan syariah. Likuiditas juga menjadi hal penting lainnya sebab industri keuangan syariah kerap kali mengalami ketidakcukupan pendanaan.
"Kita punya kesempatan dalam krisis ini untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai terminologi perbankan syariah. Upaya untuk memecah pemahaman keliru mengenai perbankan syariah berkaitan dengan menumbuhkan kepercayaan dan membuat pengaruh," katanya, Kamis (2/7/2020).
Baca Juga
CEO of Investment Account Platform Joann Enriquez mengatakan semua perusahaan mengejar keuntungan. Sementara itu, perusahaan syariah memiliki standar berbeda dalam mencari keuntungan yakni dengan mengedepankan prinsip ketuhanan.
Investment Account Platform saat ini mewadahi sejumlah instirusi yang bergerak di keuangan syariah, salah satunya Maybank, untuk
memfasilitasi penyaluran dana dari investor untuk membiayai usaha dan proyek yang layak.
"Dengan disrupsi Covid, kami menemukan start-up kolobarosi ini penting karena pemerintah memiliki pergerakan terbatas sehingga instititusi ekonomi perlu melakuakn kerja sama," katanya.
PT Maybank Indonesia Tbk. mengaplikasikan strategi Syariah First untuk mendorong literasi keuangan syariah. Dengan strategi yang telah diluncurkan sejak 2014 lalu, aset unit usaha syariah Maybank telah menyentuh level 20 persen dari total aset perseroan.
Begitu juga dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran pembiayaan unit usaha syariah yang memiliki prosi masing-masing sebesar 22,1 persen dan 22,4 persen dari total kinerja perseroan pada kuartal I/2020.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan perbankan syariah perlu didorong untuk menjadi solusi utama bagi keuangan masyarakat.
Ada beberapa stragi yang dapat digunakan untuk membuat masyarakat terbiasa menggunakan layanan ini di era new normal yakni memberikan pemahaman mengenai perbankan syariah dan menjadikannya solusi keuangan bagi masyarakat.
"Kesukesan Maybank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah bisa dibagikan dengan industri dan otoritas sehingga bisa diaplikasikan," katanya dalam Maybank Shariah Thought Leaders Forum 2020, Kamis (2/7/2020).