Bisnis.com, JAKARTA - Laba PT BCA Syariah tumbuh sebesar 8,71 persen secara tahunan menjadi Rp28 miliar sepanjang semester I/2020.
Direktur BCA Syariah Pranata memaparkan peningkatan laba tersebut seiring dengan net imbalan (NI) yang naik 43 basis poin menjadi 4,15 persen.
"Di samping itu, rasio non-performing financing [pembiayaan bermasalah] juga masih terjaga di 0,69 persen, hanya naik 1 basis poin dari posisi periode yang sama tahun lalu," paparnya dalam Webinar Kinerja Keuangan Semester I BCA Syariah, Senin (27/7/2020).
Baca Juga : Strategi BCA Syariah Jaga Laba Kuartal II/2020 |
---|
Meski demikian, Pranata mengaku restrukturisasi BCA Syariah cukup tinggi, yaitu sekitar Rp856 miliar. Nilai ini memiliki porsi sebesar 14,99 persen dari total pembiayaan.
Perseroan pun melihat ada potensi peningkatan restrukturisasi lantaran masih ada permintaan yang belum di proses.
Sebagai informasi, baki pembiayaan BCA Syariah semester pertama tahun ini tercatat senilai Rp5,7 triliun atau naik 16,18 persen secara tahunan.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat senilai Rp6,05 triliun, lebih tinggi 7,46 persen dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu.
Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih sebelumnya menjelaskan pertumbuhan pembiayaan masih ada di tengah Covid-19 karena terdapat plafon yang sebelumnya telah disetujui tetapi belum ditarik. Pertumbuhan tersebut terjadi pada sektor perdagangan dan industri.
Selain plafon pembiayaan yang belum ditarik, ada juga pembiayaan baru yang disalurkan BCA Syariah. Terkait pembiayaan baru tersebut, Bank tetap melakukan akad secara tatap muka meskipun kontak fisik dibatasi.
Khusus untuk pembiayaan baru, BCA Syariah menyalurkan ke sektor infrastruktur, perdagangan, dan indusrtri terkait Kimia, farmasi, dan kertas.