Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih optimistis mampu menaikkan inklusi keuangan hingga 90% sampai tahun 2024, mengingat angka pada tahun lalu sudah mencapai 76,19%.
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Kristianti Puji Rahayu melaporkan peningkatan inklusi keuangan sejak 2016 sudah cukup signifikan yakni sebesar 8,39%.
Dia menuturkan, OJK bersama lembaga jasa keuangan lain aktif melakukan sosialisasi yang dibarengi dengan banyak inovasi dari sisi komunikasi.
“Presiden memberi target tingkat inklusi 2024 sampai 90%, dan ini sangat menantang. Namun, dengan orkestrasi yang tepat kami yakin dapat tercapai,” ujarnya, Rabu (19/8/2020).
Dia menjelaskan, masyarakat Indonesia tersebar dalam demografi yang beragam. Bahasa dan adat budaya pun membuat peningkatan inklusi keuangan perlu penyesuaian.
Namun, lanjutnya, OJK sebagai inisiator rutin setiap tahunnya mengadakan sosialisasi kepada para makasiswa, pelaku usaha mikro kecil menengah dan lainnya.
Baca Juga
“Kami bersama pelaku usaha jasa keuangan bersama-sama meningkatkan jumlah kegiatan agar target inklusi keuangan dapat tercapai.”
Adapun, pada tahun ini, ada total 4.727 rencana kegiatan edukasi dari sedikitnya 2.602 pelaku usaha jasa keuangan. Dari OJK sendiri, akan mengadakan sedikitnya 465 kegiatan.
Kristianti menyebutkan tahun ini setidaknya ada 5 strategi yang diusung otoritas pengawas untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Strategi tersebut antara lain mengembangkan siklus edukasi dan literasi, mengembangkan edukasi digital, memperkuat program edukasi dan literasi syariah berbasis komunitas, memperkuat infrastruktur edukasi, serta memperkuat aliansi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat.