Bisnis.com, JAKARTA -- Sektor jasa keuangan dinilai masih bisa bertahan dalam mengatasi pandemi Covid-19. Namun, ketahanan sektor jasa keuangan sangat bergantung dengan seberapa lama pandemi Covid-19 bisa teratasi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan Rasio Aset Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) industri perbankan per September 2020 adalah sebesar 145,2 persen atau naik dari posisi Agustus 2020 yang sebesar 136,71 persen. Risiko kredit juga terpantau menurun dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) per September 2020 sebesar 3,15 persen (gross) dan 1,07 persen (nett).
Sementara itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan per September 2020 juga terlihat meningkat menjadi 23,14 persen dari posisi Agustus 2020 yang sebesar 22,96 persen.
Hanya saja, kredit tercatat terus mengalami perlambatan dari posisi 1,04 persen YoY pada Agustus 2020 menjadi 0,12 persen YoY pada September 2020.
Selain itu, IHSG saat ini mulai kembali ke level di atas 5.000, tepatnya 5.103,4 per 16 Oktober 2020, sedangkan RBC asuransi umum dan jiwa meningkat menjadi 330,5 persen dan 506 persen. Di industri pembiayaan, rasio pinjaman bermasalah menurun dari 5,5 persen menjadi 5,2 persen pada Agustus 2020.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan ketahanan perbankan merupakan sebuah pertanyaan yang jawabannya sangat bergantung dengan kapan Covid-19 bisa teratasi.
Pihaknya meyakini saat ini pemerintah sudah memberikan pipeline mengenai upaya mengatasi Covid-19. Dengan upaya tersebut, OJK pun meyakini pandemi Covid-19 sebentar lagi akan teratasi.
"Sehingga kami yakin ini tidak terlalu lama, sehingga masyarakat pengusaha bisa beraktivitas kembali seperti sebelumnya meskipun tidak instan dan secara gradual," katanya.
Menurutnya, sebagai upaya ancang-ancang menanti aktivitas ekonomi kembai pulih, likuiditas perbankan harus disiapkan. Bahkan, saat ini aktivitas ekonomi didaerah sudah kembali bergairah. Saat ini, aktvivitas ekonomi di kota-kota besar juga masih perlu digenjot supaya demand kredit bisa tumbuh lebih cepat lagi.
Apabila dilihat, saat ini pertumbuhan kredit di daerah melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) lebih cepat dan resilience. Hal itu karena aktivitas perekonomian di daerah yang mulanya terganggu sudah mulai tumbuh.
"Optimisme masyarakat dan para pengusaha sangat penting agar bisa pre-emtive segera siap-siap lakukan kegiatan bisnis dan ini sektor keuangan baik pasar modal dan perbankan siap dengan likuiditas," katanya.