Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna mencatatkan raihan laba bersih senilai Rp39 miliar hingga kuartal III/2020.
Nilai tersebut naik signifikan 105,26 persen dibandingkan dengan akhir tahun lalu (year to date), yang senilai Rp19 miliar. Jika dibandingkan secara tahunan, realisasi tersebut naik 57,9 persen dari Rp24,7 miliar.
CFO Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan kinerja tersebut didorong oleh penyaluran kredit yang masih tumbuh. Di masa pandemi, perseroan tetap mencatatkan pertumbuhan aset.
Per September 2020, bank ini mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp8,42 triliun, naik 6,9 persen ytd dari Rp7,87 triliun pada 2019.
"Bersamaan dengan itu, kami juga tetap usaha tumbuhkan funding. Namun, ini bukan berarti kami agresif karena biasanya loan kami tumbuh belasan persen. Jadi, selama pandemi kami lebih hati-hati," jelasnya pada Editor Roundtable Meeting, Jumat (23/10/2020).
Sikap kehati-hatian tersebut terlihat dari rasio CKPN terhadap kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pada kuartal III/2020 yang sebesar 129,7 persen. Naik signifikan dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 68,57 persen.
Dengan kenaikan pencadangan tersebut, Henky menyatakan pihaknya memiliki ketahanan yang berkelanjutan.
CEO Bank Sahabat Sampoerna Ali Rukmijah menambahkan pada akhir tahun nanti, diperkirakan laba bersih tidak akan bergerak jauh dari angka Rp39 miliar.
"[Laba akhir tahun] antara Rp45 miliar sampai Rp50 miliar. Saat ini ROA kami masih kecil sekitar 0,3 persen dan tahun ini mungkin ditutup 0,7 persen," jelasnya.
Penyaluran kredit Bank Sahabat Sampoerna didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi 59,53 persen per Juni 2020.
Dari sisi kualitas kredit,pada kuartal III/2020 perseroan mencatatkan rasio NPL gross sebesar 2,9 persen, turun cukup signifikan dari 2019, yang sebesar 4,3 persen.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan tercatat sebesar 18,3 persen, menurun dibandingkan akhir 2019 sebesar 21,1 persen.