Bisnis.com, JAKARTA - Sektor teknologi finansial (fintech) masih menjadi favorit perusahaan modal ventura (MV) dalam berinvestasi bahkan di era pandemi Covid-19.
Hal ini terungkap dalam diskusi virtual Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) bertajuk 'Mengupas Dinamika dan Tren Pendanaan Startup 2020-2021'.
Jefri R. Sirait Ketua Umum Amvesindo mengungkap bahwa kendati pandemi membuat perekonomian lesu dan berimbas pada menurunnya kinerja para startup, MV optimistis bahwa masih ada sektor-sektor potensial yang membutuhkan pendanaan.
Salah satunya, yakni fintech, selalu sektor yang mampu tumbuh di samping logistik, kesehatan, serta e-commerce. Buktinya, di tengah pada Januari hingga Juli 2020, catatan aktivitas pendanaan MV lokal tetap terjaga melalui penyaluran kepada 52 startup yang didominasi jenis ini.
"Hadirnya PMV lokal berperan krusial untuk mendukung optimisme bisnis yang lebih baik. Terbukti dengan basis regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang makin sehat buat iklim bisnis kita, kegiatan penyertaan saham, obligasi konversi, maupun pembiayaan kita masih bertahan," jelasnya, Senin (2/11/2020).
William Gozali, Wakil Ketua I Amvesindo menjelaskan lebih lanjut bahwa bukan hanya untuk startup, micro-financing buat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga mengalami tren positif.
Baca Juga
"Ada setidaknya 16 PMV yang bermain di sektor ini. PMV memiliki peran cukup besar dengan outstanding mencapai Rp5,4 triliun kepada 2 juta nasabah," ujarnya.
Sementara itu, untuk pendanaan kepada startup, hingga kuartal III/2020 total pendanaan MV telah mencapai US$1,9 miliar dari 52 transaksi, dan diproyeksi mencapai US$2 miliar hingga akhir tahun.
Angka ini tercatat meningkat dari total pendanaan pada 2018 sebesar US$1,46 dengan 71 transaksi, walaupun sedikit turun dari capaian 2019 di angka US$2,95 miliar dengan 113 transaksi.
Sektor fintech masih menduduki jumlah transaksi terbanyak, yakni kepada 8 startup, Edutech dan Software as a service (SaaS) dengan masing-masing berjumlah 6 transaksi, disusul new retail 5 transaksi, serta logistics dan e-commerce yang sama-sama 4 transaksi.
Adapun, dari sisi jumlah transaksi kepada startup, Kopi Kenangan tercatat memperoleh pendanaan baru terbesar, yakni pada Mei 2020 sebesar US$109 juta. Disusul Kargo Technologies (US$31 juta), GudangAda (US$25.4 juta), Investree (US$23.5 juta), KoinWorks (US$20 juta), dan Shipper (US$20 juta).
William menjelaskan bahwa di masa pandemi ini, setidaknya ada empat poin pertimbangan para MV dalam memberikan pendanaan kepada startup/UMKM.
Pertama, yaitu potensi pertumbuhan atau dengan kata lain masih memiliki pasar yang besar dan berkembang. Kedua, kualitas founder yang kuat dan mampu membangun tim yang solid.
Ketiga, memiliki model bisnis yang lebih terukur, sehingga cash-runway bisa optimal dalam menghadapi dinamika pasar. Serta terakhir, yaitu kemampuan beradaptasi dan diversifikasi, baik dalam aspek produk, model bisnis, segmen pelanggan, dan lain-lain.
"Contohnya Investree, dia berkembang bukan hanya platform fintech peer-to-peer lending [P2P lending]. Adaptasi dan diversifikasi inilah alasan kenapa masih banyak yang tertarik ketika mereka menggelar funding," ujarnya.